Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) akan menggelar konferensi intelektual internasional yang bertema ‘The end of capitalize and the prospects of Islamic civilization under Khilafah‘ atau ‘Akhir kapitalisme dan masa depan peradaban Islam dalam naungan Khilafah’.
“Ini adalah sebuah upaya untuk membangun kembali peradaban Islam di tengah perubahan politik dan ekonomi dunia yang selama beberapa dekade belakang ini terjadi sangat dinamis,” kata perwakilan media Hizbut Tahrir untuk kawasan Asia Tenggara, Fika M Komara di Jakarta, Jumat (13/12).
Ia menjelaskan acara bernama ‘Jakarta International Conference of Muslim Intellectuals’ ini berangkat dari konstelasi politik dan ekonomi yang terjadi di seluruh dunia yakni krisis finansial di Amerika Serikat yang berkembang secara global sehingga meruntuhkan korporasi-korporasi raksasa dunia.
Kondisi ini disusul oleh krisis utang sejumlah negara di Eropa, dimana rasio hutang terhadap produk domestik bruto Yunani mencapi 142,8 persen, Italia 119 persen dan Irlandia 96,2 persen per 2010.
“Krisis ini terus berjalan bahkan diprediksi akan semakin parah di tahun-tahun mendatang, dengan menciptakan pengangguran dan kemiskinan di AS dan Eropa,” ujar Fika.
Sementara di saat yang sama negeri-negeri Muslim di Timur Tengah mengalami ‘Arab spring’, namun demokrasi yang dipaksakan terhadap umat Islam di sana tidak berhasil mewujudkan perubahan sistemik, lanjutnya.
“Maka sangat relevan jika kita membahas sistem dan peradaban alternatif untuk menggantikan kapitalisme global yang kegagalannya sudah tampak dan kehancurannya tinggal menunggu waktu,” kata Fika.
Menurut dia, model negara Khilafah yang menerapkan sistem Islam patut diperhitungkan sebagai jalan keluar dari krisis global.
“Secara historis dan empiris negara ini pernah ada dan, tidak ada satu pun sejarawan yang menampik bukti bahwa pengaruhnya terhadap perkembangan dunia sungguh sangat hebat,” ujar Fika.
Konferensi internasional ini akan menghadirkan ahli ekonomi Inggris, Jamal D Harwood yang saat ini mengajar di University of Wales bidang keuangan serta cendekiawan politik dan sejarah, Reza Pankhurst.
Adapun intelektual Indonesia adalah profesor riset bidang sistem informasi spasial, Fahmi Amhar, dosen bidang ‘biostatic’ dan ‘aquatic modeling’, M Rahmat Kurnia serta pakar ekonomi Islam yang juga dosen program doktoral di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Dwi Condro Triono. (republika.co.id, 13/12/2013)