Menurut Pakar Ilmu Pemerintah, yang pernah menjadi dosen Institut Pemerintahan Dalam Negeri Andi Azikin Pileg pada April dan Pilpres Juni 2014 tidak akan membawa perubahan ke arah yang lebih baik.
“Jadi saya melihat mustahil harapan rakyat dapat dipenuhi karena dua syarat untuk perubahan kepada yang lebih baik itu tidak dipenuhi,” ungkapnya seperti diberitakan Tabloid Media Umat Edisi 119, Jum’at (2-16 Januari).
Syarat tersebut, menurut Andi meliputi individu calon pemimpin dan sistem pemerintahan yang diberlakukan.
“Karena saya lihat calon pemimpin yang ada di Indonesia tidak ada yang memiliki integritas akhlak yang sudah teruji dan tidak memiliki kemampuan untuk melakukan perubahan secara fundamental, calon presiden yang digadang-gadang para tokoh politik —baik secara resmi maupun tidak resmi— dicalonkan hanya karena popularitas dan uang saja,” ungkapnya.
Menurutnya, publik juga menyaksikan beberapa kali pergantian pemimpin baik sebelum maupun setelah reformasi, dalam kehidupan berbangsa dan bernegara tidak ada perubahan ke arah yang lebih baik. Justru sebaliknya, perubahan negatif yang muncul. Kemiskinan semakin besar, pengangguran semakin besar.
Dan sistem yang diterapkan yakni sistem demokrasi ini, tidak ada jaminan melahirkan pemimpin yang berkualitas. “Yang ada adalah jaminan mereka menjadi koruptor. Salah satu penyebabnya adalah besarnya biaya politik dalam demokrasi. Siapa pun orangnya, bahkan dari partai Islam sekalipun pasti akan tergilas ke dalam sistem yang mahal ini,” pungkas pakar Ilmu Pemerintahan tersebut. (mediaumat.com, 3/1/2014)