oleh Abdul Khaaliq ‘Abdoun
Abu Ghazi (Fathi Salim), semoga rahmat Allah SWT tercurah kepada beliau, menyampaikan kepada saya tentang sebuah diskusi yang berlangsung antara beliau dengan seorang perantara yang dikirimkan oleh Jendral Inggris Glubb kepada Syeikh Taqiyuddin an-Nabhani (rh) untuk membujuk beliau demi kepentingan Inggris.
Perantara tersebut menyampaikan kepada Abu Ghazi: “Ketika Inggris menyadari akan bahaya keberadaan Syeikh Taqiyuddin (rh) Glubb mengirim saya kepadanya dengan membawa pesan secara lisan di mana Glubb memuji beliau atas upayanya memperjuangkan kondisi kaum muslimin dan Glubb mengajak beliau untuk bekerja sama. Sebagai imbalannya Syeikh akan mendapatkan sejumlah materi sesuai keinginannya.”
Sang perantara kemudian menyampaikan: “Syeikh bertanya kepada saya: “Itu saja pesannya?” Saya jawab: Ya. Kemudian ia meminta saya untuk menyampaikan jawaban beliau: “Inggris adalah pihak yang telah membuat kaum muslimin berada dalam kondisi terpuruk seperti sekarang ini, Inggrislah yang telah memecah belah dan mengerat-ngerat negara yang dahulunya satu. Dan Inggris jugalah yang telah mengangkat para pemimpin, agen Inggris, menjadi berkuasa dan menjaga penerapan sistem dan hukum-hukum buatan Inggris.”
Perantara itu menyampaikan: “Dan Syeikh berbicara panjang lebar yang membuat saya kagum dan yakin dan saya belum pernah mendengarkan penjelasan seperti apa yang beliau jelaskan sepanjang hidup saya.”
Kemudian Syeikh Taqiyuddin menyimpulkan apa yang beliau utarakan dengan mengatakan: “Ya akhi, sampaikanlah kepada pihak yang mengirimmu kepada saya: Biji jeruk dan remahan roti lebih dari cukup bagi saya dibandingkan dengan semua kekayaan yang dimiliki oleh Inggris bahkan jika dikumpulkan sekalipun.”
Sang perantara kemudian menyampaikan: “Ucapan ini memberikan pengaruh yang sangat besar kepada saya dan saya melihat kemuliaan beliau, ilmunya dan keikhlasan serta kesungguhannya memperjuangkan perubahan kondisi kaum muslimin.”
Saya kembali kepada Glubb dan menginformasikan penolakan Syeikh Taqiyuddin an-Nabhani atas tawarannya. Mendengar hal ini, Glubb ingin menghabisi dan menyingkirkan Syeikh, maka ia mengutus saya untuk menemui Menteri Luar Negeri saat itu (Hasyim Al-Juyusy) untuk mengatur makan malam yang mengundang kehadiran Syeikh Taqiyuddin (rh). Mereka menunjuk saya untuk mengundang Syeikh datang pada makan malam tersebut dan saya pun menyadari bahwa mereka bermaksud membunuh beliau. Maka, ketika saya datang menemui Syeikh dan menyampaikan undangan tersebut, ia pun menolaknya.
Kemudian saya pergi kepada Glubb dan menyampaikan bahwa Syeikh Taqiyuddin menolak untuk hadir. Glubb pun mengeluarkan perintah untuk menjadikan Syeikh tahanan rumah di tempat tinggalnya di Al Quds. Ketika saya mencium kepastian untuk menyingkirkan beliau berdasarkan informasi yang saya dapatkan dari kedekatan saya dengan para konspirator, saya pergi menemui Syeikh dan menyampaikan “orang-orang berkonspirasi melawan anda dan akan membunuh anda, saya sarankan anda untuk meninggalkan negara ini dan saya sendiri yang akan mengantarkan anda ke perbatasan. Maka saya mengantarkan beliau dengan mobil saya sendiri ke perbatasan Suriah.”
Abu Ghazi (rh) menyampaikan bahwa pria ini (si perantara) meminta beliau untuk tidak menyebutkan namanya tapi ia adalah orang yang dapat dipercaya dan saya tidak meragukan atas semua yang ia sampaikan.
Semoga Allah mencurahkan rahmat-Nya kepada Syeikh Taqiyuddin an-Nabhani, bagaimana ia benar-benar hanya merasa takut kepada Allah SWT.
sumber: http://islamicsystem.blogspot.com.au/2014/01/sheikh-taqiuddin-nabhani-general-glubb.html
Subhaanalloh,inilah yg harus kita banggakan dan di tiru,semoga Alloh swt senantiasamelimpahkan rahmatnya kepada AllahYarham Seikh Taqiyudin an-Nabhani beserta semua yg mengikuti jejak perjuangan beliau.amiin Yaa Robbul a’lamiin.