Kelompok HAM Amnesty International telah menerbitkan laporan setebal 50 halaman tentang Mesir yang berjudul “Mesir : Roadmap Menuju Tindakan Represif” : Pelanggaran HAM Tanpa Akhir”. Laporan itu menuduh pemerintah sementara Mesir melakukan pelanggaran HAM yang belum pernah terjadi sebelumnya. Rezim militer juga dituding bertindak secara represif yang menyia-nyiakan apa yang sudah diperoleh dari revolusi tanggal 25 Januari.
“Rakyat Mesir telah menyaksikan serangkaian tindakan yang merusak HAM dan kekerasan negara dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya selama tujuh bulan terakhir. Setelah tiga tahun berlalu, tuntutan ‘Revolusi 25 Januari ‘ atas martabat dan hak asasi manusia tampaknya menjadi semakin jauh dari sebelumnya. Sebagian tokohnya sekarang berada di balik jeruji besi dan represi dan impunitas menjadi kejadian yang terjadi sehari-hari, ” kata Hassiba Hadj Sahraoui, Wakil Direktur Program Timur Tengah dan Afrika Utara pada Amnesty International.
Selain itu, laporan itu juga mengkritik tindakan keras pada kedua belah pihak baik kelompok sekuler maupun para pendukung Ikhwanul Muslimin, dan menolaknya sebagai “bermotif politik” .
Laporan itu juga menuduh pemerintah sementara Mesir “menggunakan semua badan negara untuk menginjak-injak hak asasi manusia dan meniadakan perbedaan pendapat, dengan dipersenjatai undang-undang yang represif dan dibantu oleh pasukan keamanan yang tidak akuntabel, serta sistem peradilan yang menghukum para kritikus pemerintah sementara memungkinkan pelanggar HAM berjalan bebas.”
“Jika pihak berwenang tidak mengubah arah dan mematuhi komitmennya untuk menghormati HAM dan aturan-aturan hukum, maka masa depan Mesir tampak suram dan harapan dari “Revolusi 25 Januari ” hanya memiliki sedikit kesempatan untuk menjadi kenyataan, ” tambah laporan itu. (rz/www.middleeastmonitor.com/23/01)