Pada hari Rabu Mesir mencela keputusan Amerika Serikat (AS) untuk tidak melibatkan negaranya dari pertemuan puncak para pemimpin Afrika yang akan diselenggarakan di Washington pada bulan Agustus. “Keputusan ini adalah keliru dan picik, ” Xinhua melaporkan mengutip juru bicara kementerian luar negeri Mesir, Badr Abdel Aatty dalam pernyataannya. Mesir terkejut oleh tindakan AS terutama karena pertemuan puncak itu tidak dilakukan dalam kerangka Uni Afrika (AU), tambahnya. AU saat ini menangguhkan keanggotaan Mesir. Pada hari Selasa, Gedung Putih menyatakan bahwa AS akan menjadi tuan rumah pertama Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) AS- Afrika di Washington pada bulan Agustus mendatang. Rencananya presiden AS Barack Obama akan mengirimkan undangan kepada 47 negara Afrika yang saat ini dalam kondisi hubungan yang baik dengan AS, karena itu tidak ditangguhkan dari keanggotaan AU, namun tidak akan ada tempat bagi negara-negara seperti Mesir, Zimbabwe dan Sudan, menambahkan pernyataan tersebut. Hubungan AS- Mesir telah terjadi ketegangan sejak penggulingan mantan Presiden Mesir Mohamed Mursi pada bulan Juli 2013, setelah terjadi demonstrasi nasional yang menyerukan Mursi. Keanggotaan Mesir dalam Uni Afrika diskors menyusul pelengseran Mursi. [Sumber : Khaleej Times]
Merupakan hal yang aneh jika mengetahui Mesir merasa keberatan, mengingat bahwa Obama menolak menyebut pelengseran Mursi sebagai kudeta dan belum mengakhiri bantuan militer yang membuat militer Mesir dengan persenjataan baik bisa melakukan pertumpahan darah lebih banyak dalam upaya membela kepentingan Amerika dan Israel. Bahkan dapat dikatakan bahwa Amerika telah bekerja sangat keras untuk melindungi Sisi dari kejahatannya terhadap rakyat Mesir. Namun, jika Aatty mengakui hal ini secara terbuka, maka hal ini akan mengungkap kerjasama antara pemerintah dan tuan mereka.[]