Para pemimpin militer AS telah mengusulkan dua alternatif untuk Afghanistan setelah tahun 2014 – dengan meninggalkan 10.000 tentara AS di sana ketika misi tempurnya berakhir, atau menarik semua pasukannya keluar. Sebuah sumber mengatakan kepada VOA bahwa suatu proposal telah dibahas secara panjang lebar dalam beberapa waktu yang lalu.
Namun, menurut sebagian lembaga berita, diantaranya The Wall Street Journal dan New York Times, menyampaikan bahwa komandan pasukan pimpinan NATO di Afghanistan, Jenderal Joseph Dunford, memberikan pilihan itu kepada Gedung Putih pekan lalu. Sekitar 37.500 tentara AS masih berada di Afghanistan, bersama dengan 19.000 pasukan dari negara lain di koalisi yang dipimpin oleh NATO. Haji Saleh Muhammad Saleh duduk pada komite pertahanan Majelis Rendah Afghanistan. Dia mengatakan kepada televisi berita VOA, Televisi Afghanistan Ashna TV bahwa jika penarikan penuh pasukan serius dipertimbangkan secara serius, maka AS harus membantu memperkuat pasukan keamanan Afghanistan .
” Rencana ini harus mencakup program bantuan sipil yang luas dan mendukung pemerintah Afghanistan. Jumlah bantuan harus ditingkatkan agar Afghanistan dapat mandiri, ” kata Saleh.
Beberapa laporan juga mengatakan bahwa jika ada 10.000 tentara yang tersisa setelah 2014 , mereka semua harus ditarik pada awal 2017, ketika Presiden Barack Obama berhenti menjadi presiden. Pemerintah Afghanistan belum menandatangani Perjanjian Keamanan Bilateral yang akan menentukan jumlah pasukan AS untuk tinggal di Afghanistan pada akhir tahun ini. Pemerintahan Obama menyampaikan, jika perjanjian tersebut tidak segera ditandatangani, AS mungkin harus menarik pasukannya karena tidak akan ada waktu untuk merencanakan kehadiran pasukan selanjutnya. Presiden Afghanistan Hamid Karzai mengatakan pemenang pemilihan presiden negara itu pada bulan April harus menandatangani perjanjian itu.
Apapun rencana yang muncul, AS datang dengan tulisan di dinding – AS gagal di Afghanistan, seperti gagalnya mereka di Vietnam, Somalia, Irak, Libya dan negara-negara lain yang diinvasinya. Hal ini harus memacu orang-orang Afghanistan di dalam pemerintahan untuk tidak menandatangani perjanjian keamanan, karena AS, apakah mereka tetap bercokol ataupun tidak, tidak akan bisa melindungi rakyat Afghanistan. Satu-satunya pelipur lara bagi pemerintah Afghanistan untuk bekerja dengan kelompok perlawanan Afghanistan adalah dengan memberikan serangan yang menghancurkan pasukan tentara salib, dan memasukan AS kedalam kuburan kekuasaannya.[]