Jaringan Hak Asasi Manusia Rakyat Suriah (SNHR) mengatakan bahwa pertumpahan darah belum berhenti di Suriah pada hari hari keempat sejak awal konferensi perdamaian di Jenewa dimulai. Pasukan rezim terus memborbardir wilayah perumahan dengan roket yang berisi bom barel . Sementara pusat-pusat penyiksaan tahanan tidak berhenti menyiksa tahanan.
Dalam pernyataan yang dikeluarkan hari Minggu, SNHR mengatakan bahwa timnya telah mendokumentasikan kematian 206 warga sipil, termasuk 32 anak-anak, 24 wanita dan 44 orang yang disiksa hingga mati selama tiga hari terakhir sementara konferensi perdamaian sedang berlangsung.
SNHR menambahkan bahwa 28 persen korban adalah kaum perempuan dan anak-anak. Hal ini merupakan indikasi jelas bahwa pasukan pemerintah menargetkan warga sipil.
SNHR menuntut masyarakat internasional untuk melancarkan sejumlah tekanan yang nyata untuk memaksa pemerintah Suriah segera mengakhiri pemboman dan penyiksaan terhadap warga sipil.
Di sisi lain, pertemuan antara rezim Suriah dan pihak oposisi telah dimulai pada Sabtu di kota Jenewa, Swiss, dengan kehadiran PBB bersama utusan Arab Lakhdar Brahimi. Pertemuaan ini membicarakan gencatan senjata di kota Homs, dan masuknya bantuan kemanusiaan ke daerah-daerah yang terkepung di dalam kota.
Menurut sumber senior dalam delegasi koalisi oposisi Suriah, pada hari Minggu tim perunding dipimpin oleh kepala perunding Hadi al – Bahra dan tidak ada yang absen. Sedangkan perwakilan tetap Suriah untuk PBB, Bashar Jaafari, terus memimpin delegasi rezim.
Kedua delegasi Suriah membahas situasi kemanusiaan di kota Homs dan cara-cara untuk memberikan bantuan untuk kota itu setelah pengumuman gencatan senjata, untuk membangun dialog yang lebih baik antara kedua belah pihak, seperti yang dijelaskan oleh Brahimi pada konferensi pers yang digelar di akhir negosiasi hari Sabtu.
Utusan bersama PBB – Arab pada hari Sabtu meyakinkan bahwa negosiasi yang dilakukan selama sesi malam antara pihak-pihak yang terlibat dalam konflik di Suriah membahas masalah pengiriman bantuan kemanusiaan ke wilayah lama dari Homs, sambil mengungkapkan harapannya bahwa bantuan akan memasuki wilayah yang terkepung dalam beberapa hari mendatang.
Sumber tingkat tinggi dalam delegasi negosiasi koalisi oposisi Suriah di Jenewa mengungkapkan bahwa diharapkan 12 ton makanan dan bantuan medis lainnya akan memasuki wilayah yang terkepung di kota Homs, yang berada di tengah-tengah negara itu, dalam kerangka negosiasi Konferensi Jenewa 2.
Delegasi oposisi Suriah menyajikan daftar puluhan ribu tahanan di penjara-penjara rezim untuk dibebaskan, termasuk ribuan kaum perempuan dan anak-anak dalam konteks negosiasi konferensi itu. (rz/www.middleeastmonitor.com/27/01)
Perudingan perdamaian adalah makar penjajah Amerika dan rezim pembantai haus darah bassar assad psikopat untuk terus mengulur masa kejatuhan dan kebangkrutannya. Sungguh, darah dan air mata ummat Islam korban pembantaian bassar assad dan gerombolannya, hanya bisa dibayar dengan qishash. Bagi para begundal piaraan assad dan pemimpin gerombolannya yg haus darah yakni bassar assad maka mungkin layak pula sebelum diqishosh adalah diberikan hukuman selaku qatha at turuk, hukuman bagi para pembegal, tukang buat onar dan teror bagi ummat.