HTI Press, Majalengka. Ratusan massa pelajar, guru, mahasiswa, dan wali murid dari wilayah Majalengka turun ke jalan menolak Valentine’s day, Rabu sore (9/2/2014). Massa yang dikoordinir oleh Lembaga Dakwah Sekolah (LDS) Hizbut Tahrir Indonesia memulai aksinya dari Masjid Al Imam Majalengka kemudian long march melewati pendopo, Pasar Mambo, Jl KH Abdul Halim Alun sampai GGM depan Yogya dan Unma. Menurut Zaenal Muttaqin S.Pd, ketua LDS HTI , kegiatan ini digelar untuk mengingatkan masyarakat Majalengka terutama pelajar dan para guru akan bahaya segala bentuk budaya kufur seperti Valentine’s day. “Sambutkanlah seruan kami para pelajar dan aktivis dakwah sekolah untuk menolak budaya liberal,” ujarnya. Kegiatan ini juga digelar serentak secara nasional dalam rangka kampanye edukasi untuk selamatkan generasi dari budaya liberal.
Perwakilan siswa dari berbagai sekolah di Majalengka menyampaikan orasinya tentang bahaya VD bagi para remaja. Orasi juga disampaikan oleh perwakilan guru dan orang tua murid. “Pemerintah tampak tidak peduli terhadap budaya yang masuk yang merusak generasi muda, “ ujang Diding Hermawan, salah seorang wali murid menyampaikan orasinya. Karena itu ia pun menyatakan ketidakpercayaannya terhadap sistem yang dijalankan negara ini. “ Kami menghimbau kepada para orang tua dan pelajar untuk berjuang agar kita kembali ke sistem yang baik yaitu sistem Islam,” ujarnya lagi.
“Kami sebagai guru mengajak kepada para pelajar dan semuanya agar tidak terjebak ke dalam Valentine’d day, campakkan sistem bukan Islam termasuk budaya kufur seperti Valentine’s day,” ujar Tayimillah Sulaeman perwakilan daru guru.
Sementara itu Jubir Hizbut Tahrir Indonesia, Ismail Yusanto dalam siaran persnya yang disampaikan ketua LDS HTI Majalengka, Zaenal Muttaqin SPd, menyerukan kepada pemerintah untuk segera menghentikan segala bentuk kegiatan dan penyediaan sarana yang mengantarkan remaja kepada perilaku gaul bebas dan perzinaan. Juga, menghapus seluruh konten pornografi dan sejenisnya di tengah masyarakat serta menindak tegas semua pelakunya. Membiarkan semua itu hanya akan merusak generasi dan masyarakat pada umumnya. “Di samping itu, negara juga wajib melindungi generasi dari budaya liberal,” ujar Ust Ismail Yusanto.
Sementara kepada orang tua dan masyarakat HTI menyerukan untuk senantiasa saling menasihati, beramar ma’ruf nahyi munkar, dan dakwah, khususnya di kalangan remaja dan pelajar. Sebaliknya, tidak bersikap acuh terhadap kemaksiatan dan pergaulan bebas yang mereka lakukan.Orang tua, para pendidik, dan masyarakat juga wajib mengarahkan remaja dan pelajar merujuk pada ajaran Islam dalam menjalani kehidupan agar terbentuk kepribadian remaja yang Islami, tercermin dalam cara berfikir maupun bersikap yang senantiasa sesuai tuntunan Islam, serta jauh dari perilaku gaul bebas.
Adapun kepada seluruh komponen masyarakat, menyerukan untuk menyelamatkan generasi dari budaya liberal yang rusak dan merusak. Ini pula saatnya memperjuangkan tegaknya syariah dan khilafah, satu-satunya sistem yang akan melindungi generasi dari berbagai pemikiran dan perilaku yang rusak dan merusak, secara sistemik dan komprehensif guna mewujudkan generasi terbaik pemimpin peradaban di masa mendatang. Pergaulan bebas pada remaja bukanlah masalah sepele. “Bangsa ini wajib menjaga akhlaq bangsa agar terhindar dari musibah yang lebih besar lagi. Ingatlah sabda Rasulullah SAW,“Apabila suatu kaum terang-terangan melakukan riba dan zina, melainkan itu berarti mereka telah menghalalkan Allah untuk mendatangkan azab bagi mereka” “ jelasnya lagi.
Tampak massa antusias mengikuti kegiatan ini. Mereka mengacungkan poster dan bendera seraya meneriakkan yel-yel “remaja cerdas tolak gaul bebas!” Acara berjalan tertib di tengah cuaca yang cerah. (pendi)