Otoritas Palestina Kembali Menculik Beberapa Anggota Hizbut Tahrir Setelah Hakim Membebaskan Dengan Jaminan

Badan intelijen beraksi tidak ubahnya gerombolan preman dan bandit ketika pada hari Ahad (9/2), mereka melakukan penculikan terhadap tiga anggota Hizbut Tahrir di Tulkarem, yang telah dibebaskan oleh hakim dengan jaminan. Demikian menurut Kantor Media Hizbut Tahrir di Palestina.

Hizbut Tahrir mengatakan bahwa hakim di pengadilan Tulkarem telah membebaskan “12 tahanan” di antara para  anggota Hizbut Tahrir dengan jaminan. Kemudian, badan intelijen pada hari yang sama melakukan penculikan terhadap tiga dari mereka, dan membawanya ke penjara al-Junaid di Nablus. Diketahui bahwa badan yang sama, pada hari Sabtu (8/2) telah menangkap Ahmad Ya’kub (53 tahun), yang sedang dalam kondisi sakit jantung dan menderita penyumbatan arteri. Sejauh ini, ia masih mendekam di balik jeruji badan intelijen tanpa proses pengadilan. Untuk itu, Hizbut Tahrir menuntut otoritas dan badan intelijen bertanggung jawab penuh atas hidupnya.

Dalam konteks yang sama, Al-Ustadz Ala’ Abu Shaleh, Anggota Maktab I’lami menegaskan bahwa aparat keamanan menculik empat anggota Hizbut Tahrir di depan Universitas Al-Najah di Nablus, pada hari Kamis (13/2) ini, setelah selesainya pameran berjudul “Kami memiliki modal dan kelebihan dalam ilmu pengetahuan dan penemuan … dan kita akan memiliki keunggulan dan kepemimpinan dalam waktu dekat”. Pameran ini diselenggarakan oleh “Kutlah al-Waie” komunitas mahasiswa aktivis Hizbut Tahrir di Universitas Al-Najah.

Abu Shaleh menambahkan bahwa aparat keamanan menyita sejumlah papan pameran yang menegaskan fakta-fakta berbagai kemajuan ilmu dan teknologi di berbagai bidang kehidupan modern kita, berdasarkan pada kreatifitas, penemuan dan pengembangan yang telah dicapai oleh para ulama Muslim, yang sebagian besar pada bidang ilmu pengetahuan, seperti kedokteran, astronomi, matematika, arsitektur dan industri senjata, serta kemampuan angkatan laut dan darat tentara Muslim. Dan kembalinya umat Islam menjadi pemimpin dunia di bidang teknologi dan ilmu pengetahuan terkait erat dengan kembalinya kepemimpinan politik mereka.

Abu Shaleh menegaskan bahwa pameran ini mengingatkan para mahasiswa dan kaum Muslim pada ketinggian dan kemuliaan di dalam negara Islam. Inilah yang membuat geram aparat keamanan otoritas, sebab otoritas mereka melekat erat pada kehinaan dan ketundukan terhadap pendudukan. Sehingga semua ini berbeda, kontradiksi dan bertentangan antara ketinggian dan kemuliaan dengan apa yang dilakukan oleh otoritas ini. Karena itulah, mereka menangkap para anggota Hizbut Tahrir yang menggelar pameran tersebut.

Abu Shaleh juga mengatakan bahwa lebih dari 70 anggota Hizbut Tahrir masih dalam penjara otoritas. Mereka ditahan sejak hari Jum’at (7/2) lalu, menyusul penyebaran pernyataan Hizbut Tahrir yang mengkritik sambutan Presiden Otoritas terhadap pasukan NATO, yang dipimpin oleh Amerika, yang mewakili pendudukan internasional atas Palestina, di samping pendudukan Yahudi, dimana Presiden Otoritas telah memberikan sebagian besar wilayah Palestina kepadanya, demi mendapatkan negara Palestina imajiner tanpa tentara. Dan di sinilah Amerika dan NATO melakukan pembunuhan, penghancuran dan pengusiran warga Palestina untuk menjaga keamanan entitas pendudukan.

Sumber: pal-tahrir.info, 13/02/2014.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*