Pelajar dan Mahasiswa HTI Kota Bogor Gelar Kampanye Edukasi “Selamatkan Generasi dari Budaya Liberal”

HTI Press, Bogor. Bagi sebagian remaja tanggal 14 Februari adalah hari yang tepat untuk mengungkapkan cinta. Namun tidak bagi pelajar dan mahasiswa di Kota Bogor. Tepat pada tanggal 14/2/2014, sekitar 500 massa memadati Tugu Kujang Bogor untuk melakukan Aksi Kampanye Edukasi“”Selamatkan Generasi Dari Budaya Liberal””. Aksi ini diselenggarakan oleh Lembaga Dakwah Sekolah dan Mahasiswa DPD II HTI Bogor, sebagai bentuk kepedulian terhadap generasi bangsa yang terperosok dalam fenomena pergaulan bebas di kalangan remaja yang dari tahun ke tahun cenderung makin meningkat baik secara kuantitatif maupun kualitatif, utamanya pada momen Valentine’s Day (V-Day).

Aksi ini lain daripada biasanya karena dikemas seperti teater dengan perpaduan antara orasi dan teatrikal. Dimana dikisahkan ada sesosok pemuda yang kehilangan  jati dirinya sebagai seorang muslim yang terbuai dengan gemerlap budaya hedonisme yang sarat dengan pergaulan bebas. Dalam anggapannya bahwa V-Day adalah hanya sebatas hari kasih sayang yang universal. Namun dibantah dalam orasi yang disampaikan oleh Faris Fadli, yang mengungkapkan bahwa V-Day adalah budaya kufur yang sarat dengan paganisme (penyembahan terhadap berhala) sehingga bertentangan dengan akidah Islam. Haram bagi kaum muslim terlibat dalam perayaan tersebut. Ditambah lagi, dengan duo orasi yang disampaikan oleh Lukman dan Ikhlas yang secara gamblang menjelaskan fakta liberalisasi budaya yang menjadikan remaja sebagai target utamanya dengan propaganda busuk, salah satunya dengan perayaan V-Day. Dan propaganda ini tidak terjadi dengan sendirinya namun disebarkan secara sistematis oleh negara pengusung Liberalisme yaitu Amerika Serikat.

Di samping itu, dipaparkan pula oleh Hafiz dan Bagus dalam orasinya, bahwa solusi dari segala problematika yang menimpa remaja saat ini setidaknya ada tiga hal. Pertama, perlu adanya pembinaan agar terbentuk remaja-remaja yang bertakwa. Kedua, adanya peran serta masyarakat dalam menciptakan budaya amar ma’ruf nahi munkar. Ketiga, adanya negara yang menerapkan syariat Islam dalam segala aspek kehidupan, “Negara yang mampu menuntaskan segala masalah ini adalah Daulah Khilafah” pungkas Bagus.

Siraj Alfalah, Koordinator Aksi di sela-sela aksi menuturkan, bahwa perayaan Valentine bukan merupakan kepribadian remaja, terlebih banyak yang menyalah-artikan perayaan itu sebagai ajang seks bebas. “Kita menentang perayaan Valentine karena berasal dari budaya asing yang berakar dari paham liberal, apalagi sering digunakan untuk ajang seks bebas.” ujarnya.

Aksi berlangsung sangat rapi dan damai meski tetap mendapat penjagaan oleh aparat Polres Bogor Kota. Acara ditutup dengan pembacaan press release dari perwakilan DPD II HTI Bogor dan disambung dengan pembacaan doa oleh Rudi Sahrudi secara khidmat. []Ibnu Safaruddin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*