Ironis, Indonesia yang memiliki banyak ladang minyak hanya memiliki stok BBM untuk 22 hari, sedangkan Singapura yang tidak memiliki ladang minyak memiliki stok BBM untuk 90 hari. Menurut peneliti utama Badan Informasi Geospasial (BIG) Fahmi Amhar hal itu disebabkan karena masalah teknis dan ideologis dalam pengadaan kilang.
“Fakta kalahnya sekarang, itu karena teknis. Kita terlambat mengantisipasi kebutuhan BBM itu dengan membangun kilang,” ungkap peneliti utama Badan Informasi Geospasial (BIG) kepada mediaumat.com, Kamis (20/2) melalui surat elektronik.
Sedangkan yang menyebabkan secara teknis Indonesia terlambat adalah masalah ideologis. “Kenapa kita terlambat? itu ideologis, karena kita tidak memiliki visi menjadi yang terbaik di Asia Tenggara,” ungkapnya.
Menurut Fahmi, Indonesia terpaku pada kenyataan bahwa cadangan minyak mentahnya tidak banyak, paling 10 tahun juga sudah habis. Padahal membangun kilang itu harus jangka panjang, karena investasinya ratusan trilyun Rupiah.
Sebaliknya Singapura (dengan Amerika di belakangnya) punya visi bahwa, meski Singapura tidak punya sumber minyak mentah, dan rakyatnya sedikit, mereka harus kuasai BBM di Asia Tenggara. Minyak mentahnya impor dari mana-mana (terutama dari Saudi atau Iraq), lalu BBM-nya dijual ke Indonesia yang penduduknya banyak.
Solusinya, menurut Fahmi adalah Indonesia harus membuat kilang. Tetapi dengan visi, sumber minyak mentahnya dari mana saja. Jadi Pertamina juga harus beroperasi di seluruh dunia mencari minyak mentah. “Nanti kalau Khilafah berdiri, jelas kilang kita sudah siap, tidak tergantung kilang Singapura,” tekadnya.
Seperti diberitakan vivanews.com, Selasa (18/2) anggota Komisi VII DPR Dito Ganinduto menyatakan apabila dibandingkan dengan Malaysia dan Singapura, Indonesia memiliki stok BBM yang paling sedikit.
Cadangan BBM Indonesia hanya 22 hari, sedangkan Singapura 90 hari dan Malaysia 25 hari. Dito menyebutkan, kilang minyak yang dimiliki Indonesia masih sedikit dan belum bertambah, seperti kilang di Dumai, kilang Cilacap, dan kilang di Balongan. (mediaumat.com, 23/2)
Rakyat Indonesia layaknya ayam yang mati dalam lumbung padi. Kekayaan SDM yang luar biasa besar tidak mampu dikelola dengan baik dan memberikan kemakmuran bagi rakyat.
Kelangkaan BBM adalah sebagian derita rakyat di negeri ini karena tidak ada pemimpin yang amanah dan sistem yang benar.
Wahai umat muslim di Indonesia. Bumi ini milik Allah, terapkan syariah dan baiatlah khalifah yang amanah untuk menerapkan sistem khilafah.