Sebanyak 300 ulama se-Jatim dan 79 ulama tamu seluruh Indonesia menggelar Mudzakarah Ulama di Hall Mina Asrama Haji Sukolilo Surabaya, Sabtu (08/03/2014).
Mudzakarah ulama adalah forum para ulama yang memiliki kesadaran terhadap realitas kehidupan bemasyarakat dan bernegara.
Dalam forum tersebut, para ulama menyoroti keprihatinannya akan kondisi Indonesia yang carut marut seperti kesejahteraah, korupsi, intervensi asing dan lain-lain yang bisa mengarah kepada krisis multidimensi.
Disamping itu, menjelang Pemilu, para ulama menilai hanya dilibatkan sebagai vote geeter saja sehingga tidak sedikit ulama yang kemudian meninggalkan binaannya di pondok pesantren untuk terjun ke politik praktik dalam bentuk terlibat di pancalegan dan pilkada, sehingga rentan terhadap praktik korupsi yang justru menjerumuskan para ulama dalam konotasi yang negatif.
Salah satu ulama pemrakarsa Mudzakarah Ulama, Kyai Abdul Qayyum dari ulama Jawa Timur yang juga pengasuh Majelis Taklim Pondok Bambu Al Islam Malang mengatakan para ulama hanya mengarahkan umat untuk memberikan penilaian sebaik-baiknya terhadap apa yang akan dipilihnya dalam pemilihan umum mendatang, karena dalam sudat pandang para ulama dalam keputusan memilih tersebut terdapat pertanggung-jawaban pada maisng-maisng individu.
“Mengenai Pemilu, para ulama akan mengarahkan umat dan masyrakat kepada hak mereka. Karena mereka mempunyai hak untuk memilih, dipilih dan tidak memilih. Sejauh ini, setiap jalannya pemilu, para ulama hanya bertugas untuk memberikan nasehat pada masyarakat yg terbaik.”
“Tetapi yang perlu diingat adalah dalam Islam, kalau kita memilih sesorang, dan orang itu benar tindakannya serta adil menjalankan hukum kita tetap mendapatkan pahalanya. Tetapi jika orang yang dipilih tersebut melakukan kedzoliman serta penyelewangan aturan umat, maka yang memilih ini juga akan kebagian dosa,” jelasnya.
Mudzakarah Ulama saat ini adalah bentuk ikhtiar ulama untuk terlibat secara aktif dalam memberikan solusi problem multi dimensional bangsa, yang tujuannya adalah menyelamatkan Indonesia dengan perspektif keilmuan para ulama sebagai pewaris para Nabi (waratastul anbiya). (http://rri.co.id, 8/3/2014)