HTI Press, Jakarta. Karena kekurangan SDM untuk membina warga Jakarta, Kanwil Kemenag DKI Jakarta menawari aktivis Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) DKI Jakarta untuk menjadi Penyuluh Agama Islam.
“Kepada para aktivis HTI yang memiliki latar belakang pendidikan Islam minimal S1 dan usianya di bawah 30 tahun bisa mendaftarkan diri sebagai Penyuluh Agama Islam dengan status honorer,” ungkap Sofi’i, Kabid Penerangan Agama Islam, Wakaf dan Zakat Kanwil Kemenag DKI Jakarta, Rabu (5/3) di Jl DI Panjaitan No 10, Jakarta Timur.
Hal itu dinyatakannya saat delegasi HTI Jakarta memaparkan kondisi kekinian di masyarkat yang semakin memprihatikan seperti tingkat perceraian yang tinggi, pergaulan/seks bebas, narkoba, dll.
“SDM yang kami miliki hanya 5000 orang, itu pun untuk menangani masyarakat baik yang Islam maupun non Muslim, jadi sangat tidak berimbang dengan penduduk Jakarta,” ungkapnya.
Delegasi menyambut baik tawaran tersebut. “Jangan kuatir, kami banyak memiliki SDM muda yang potensial,” ungkap aktivis HTI Jakarta Haris Islam.
Delegasi juga menyatakan HTI tidak memikirkan honor, yang penting pembinaan terhadap umat dapat terselenggara dengan baik.
Oleh karena itu, Humas HTI Jakarta Ali Akbar menyatakan siap bersinergi dengan Kanwil Kemenag mengatasi berbagai masalah sosial tersebut dengan berbagai program pembinaan, seperti training Keluarga SAMARA (Sakinah, Mawadah wa Rahmah), Training motivasi Pelajar, dan bentuk pembinaan lainnya.
Sofi’i menyambut gembira tawaran tersebut dan menyarankan agar pada kunjungan berikutnya delegasi bisa merinci penawaran program pembinaannya agar bisa disesuaikan dengan bidang dan seksi-seksi di Kanwil Kemenag.[]