HTI Press. Tidak kurang dari 45 orang ulama yang berasal dari Kota Bandung dan sekitarnya memadati Aula Kantor HTI Jabar pada Ahad malam lalu (15/3). Mereka berkumpul dalam Dirasah Syar’iyyah Khashshah. Mudzakarah ulama tersebut mengangkat tema “Demokrasi Sumber Kerusakn dan Dharar”. Acara yang diselenggarakan beberapa pekan menjelang pemilu ini dengan tegas menyerukan untuk meninggalkan demokrasi. Tampil sebagai narasumber Kyai Yasin Muthohar (DPP HTI) dan didampingi oleh Kyai Ali Bayanullah (penggagas mudzakarah Jawa Barat) dan Ajengan Ahmad Zaenudin (ulama Bandung). “Maksiat dimana-mana terjadi, karena saat ini tengah di terapkan sistem Demokrasi di negeri kaum Muslimin”, tegas Kiyai Yasin dalam taushiyahnya. Beliau menegaskan ide paling mendasar dalam demokrasi adalah kedaulatan (al-Siyadah). Kedaulatan dalam demokrasi ada di tangan rakyat, artinya rakyatlah yang berhak menentukan baik dan buruk, rakyatlah yang menentukan aturan hidup, dan rakyatlah yang berhak membuat undang-undang. Oleh karena itu demokrasi dapat mengantarkan pada kesyirikan akbar. Demikian juga demokrasi menimbulkan dharar, dan setiap dharar wajib dihilangkan. Terakhir, beliau mengingatkan terkait peran ulama. Ulama adalah warasah al-anbiya (pewaris para Nabi). Ulama harus berada di tengah-tengah umat, memahamkan umat, membimbing mereka, dan memerankan kepemimpinan secara politik di tengah umat. []MI Bandung