Demokrasi berarti kedaulatan rakyat dan itu adalah menetapkan syariat selain Allah SWT. Yakni menghalalkan dan mengharamkan, selain Allah SWT. Padahal Allah SWT berfirman:
إِنِ الْحُكْمُ إِلَّا لِلَّهِ يَقُصُّ الْحَقَّ وَهُوَ خَيْرُ الْفَاصِلِينَ
Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah. Dia menerangkan yang sebenarnya dan Dia Pemberi keputusan yang paling baik. (TQS al-An’am [6]: 57)
Atha’ bin Khalil Abu ar-Rasytah
20 Rajab 1434
30 Mei 2013
Pemilu 2014 sudah datang, partai-partai nasionalis-sekuleris dan partai-partai berlabel islam mengobral janji-janji manis sebagaimana pada pemilu-pemilu sebelumnya, dan janji-janji itu tidak pernah dipenuhi.
Maka jangan salahkan rakyat sudah tidak memilih partai-partai yang ikut pemilu, karena tidak akan membawa perubahan pada negeri ini.
Pesan dari Syeikh Atha’ bin Khalil Abu ar-Rasytah ini harus diketahui, dan dipahami oleh umat Islam, agar selamat di dunia dan akhirat.
Mengapa masih banyak manusia manusia yang buta melihat kerusakan dari sistem demokrasi yang memang asasnya adalah sekularisme. apakah mereka tidak berpikir, ketika mereka kembali kehadapan Allah SWT, mereka tidak akan diadili berdasarkan sistem demokarasi melainkan akan diadili dengan aturan Allah SWT (Islam).