Sudah Dua Tahun Freeport tidak Beri Setoran pada Indonesia

Capaian deviden perusahaan-perusahaan BUMN sepanjang 2013 hanya sekitar Rp 142 triliun. Nilai ini masih di bawah target yang ditetapkan sebesar Rp 150 triliun.

Turunnya harga komoditas ekspor dari sektor pertambangan dan perkebunan disebut-sebut sebagai penyebab tak tercapainya target setoran BUMN pada negara. Masalah lain datang dari PT Freeport.

“Beberapa BUMN karena harga ekspor turun di sektor pertambangan, perkebunan. Kemudian Freeport deviden tidak menyetor,” ujar Wakil Menteri BUMN, Muhammad Yasin di Kantor PT Pelni, Jakarta, Senin (24/3).

Dia menyebut, seharusnya Freeport memberikan deviden sebesar Rp 1,5 triliun setiap tahun. Namun, sudah dua tahun terakhir perusahaan tambang emas terbesar di dunia ini berhenti memberikan deviden. “Rata-rata Rp 1,5 Triliun. Tapi Dua tahun lalu sudah berhenti,”ucapnya.

Kontribusi terbesar deviden berasal dari BUMN sektor Perbankan. Disusul setoran dari Pertamina dan Telkom. Namun Yasin mengaku tidak ingat besaran setoran dari masing-masing perusahaan pelat merah.

“Rata-rata semua sektor, kalau tiga sektor itu enggak salah kontribusi bisa 70 persen dari total deviden,” ucapnya.

Yasin menuturkan, belum semua perusahaan BUMN melakukan RUPS. Untuk itu, belum diketahui secara detail perusahaan plat merah mana yang memberikan kontribusi terbesar dan mengalami kerugian.

Untuk diketahui, Kementerian BUMN membawahi sekitar 140 perusahaan BUMN. Dimana, dari ratusan perusahaan plat merah tidak semua yang memberikan deviden buat negara. (merdeka.com, 24/3/2014)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*