Workshop Ulama dan Kyai Kabupaten Malang
HTI-Press. Di penghujung tahun 1429 H, HTI DPD II Kabupaten Malang, menyelenggarakan Workshop Ulama dan Kyai se-Kabupaten Malang dengan mengambil tema “Menyatukan Sikap dan Langkah Ulama’ Menuju Indonesia Bangkit dan Berdaulat dengan Syariah”. Acara yang diselenggarakan pada hari Ahad, 30 Dzulhijjah 1430 H bertepatan 28 Desember 2008 ini bertempat di Cakra Residence 2 Pindad Turen Kabupaten Malang.
Opening Greeting diwakili oleh Ustadz Sa’ad Abdul Aziz, S.Pd. Beliau memberikan gambaran dan maksud dilaksanakan workshop ulama dan kyai ini. Acara yang dilaksanakan serentak di seluruh kota di Jawa Timur oleh Tim HTI DPD I Jawa Timur ini memiliki maksud untuk mengembalikan posisi ulama sebagai pewaris Nabi, yang akan menyelamatkan manusia dengan warisan Rasulullah SAW berupa Risalah Islam menuju kebangkitan yang shohih. Hizbut Tahrir sebagai bagian dari umat menginginkan untuk membangun langkah sinergi berjuang bersama Ulama untuk mengembalikan Islam pada posisi utamanya yaitu memimpin dunia.
Dalam sesi pemaparan materi yang dipandu oleh Ustadz Mush’ab Abdurrahman (staff Humas HTI DPD II Malang) tampil sebagai pembicara pertama adalah Ustadz. Abdul Malik, MT (Ketua DPD II HTI Malang). Ia menjelaskan kondisi Indonesia selama 63 tahun merdeka tanpa Syariah Islam.
Menurutnya, potret sebagai Negara gagal memang pantas disandang oleh Indonesia. Bagaimana tidak, kefasadan akibat diterapkannya hukum kufur berupa kapitalisme telah menyebabkan penyakit yang kronis dinegeri ini. Penyakit kemiskinan, kebodohan, kriminalitas, pornografi, pengangguran, korupsi, penjualan aset negara ke negara asing sampai menjilat ke negara kapitalis yang sekarang telah mengalami kehancuran, itulah penyakit Indonesia.
Ia menegaskan, penyakit itu hanya akan sembuh apabila pemimpin dengan seluruh komponen masyarakat sadar dan mau menerapkan syariah Islam serta secepatnya mencampakkan kapitalisme dalam mengatur system kehidupan.
Disambung pembicara kedua yang disampaikan oleh Ustadz. Abu Wafiq (Lajnah Tsaqofiyah HTI DPD II HTI Malang). Beliau lebih banyak menjelaskan tentang hakikat perubahan (Taghyiir). Menurutnya, apabila kita akan berjuang menuju perubahan harus didasarkan atas dua asas perubahan yaitu, pertama, adanya kesadaran akan fakta yang rusak (fasad), kedua, memiliki kesadaran akan konsep sebagai pengganti fakta yang rusak tersebut.
Lebih lanjut ia menjelaskan, aktifitas untuk merubah harus terfokus yaitu perubahan dari masyarakat jahiliyah (baca:kapitalisme) kepada masyarakat Islam. Fakta juga menunjukkan bahwa perubahan sebagaimana termaktub dalam Alquran Surat Ar-Ra’du; 11, dapat digambarkan seperti halnya kereta api. Lokomotif diibaratkan sebagai agen penggerak umat (Hizbut tahrir dan tokoh umat) dan gerbong (umat ) yang digerakkan oleh agen penggerak tersebut serta semuanya harus berjalan di atas rel (metode) yaitu Islam yang lurus terbebas dari pengaruh luar. Terakhir beliau menjelaskan tentang metode dakwah Hizbut tahrir serta berbagai contoh konsep-konsep perjuangan yang tertuang dalam kitab mutabanat Hizbut Tahrir.
Subhanallah, workshop yang dihadiri para peserta perwakilan dari jajaran pimpinan pondok pesantren, ulama dan kyai ini berjalan dengan penuh semangat perjuangan Islam. Tidak ada satu komentarpun dari para ulama dan kyai dalam kesempatan ini, selain mereka mendukung perjuangan Hizbut Tahrir Indonesia yang dianggap sebagai garda terdepan dan telah memiliki citra sebagai gerakan dakwah yang konsen dalam perjuanagn Syariah dan Khilafah.
“Ya, kalau berbicara tentang syariah dan khilafah Hizbut Tahrir-lah yang paling getol memperjuangkannya,” tegas KH. Muhammad Shodiq salah seorang Pimpinan Ponpes dari Dampit.
Bahkan Ustadz Isa Ansori selaku guru menyatakan sangat rugi dunia akhirat kalau sampai kita di dunia ini tidak menjadi para agen-agen yang menjadi perubahan umat bagi penegakan syariah.
Sebagai closing steatment, Ustadz Mush’ab Abdurrahman menawarkan para Ulama dan Kyai untuk ikut dalam majelis Halqah Hizb mengkaji pemikiran-pemikiran Hizb serta ikut berjuang bersama. Kemudian tepat pukul 12.30 WIB acara diakhiri dengan doa yang dibacakan oleh KH. Muhammad Shodiq dan dilanjutkan dengan ramah tamah makan siang bersama. (Kantor Humas HTI DPD II Malang)