Seorang Ulama Terkemuka Kenya Ditembak Mati

Abubakar Shariff adalah ulama ketiga yang tewas di kota pelabuhan Mombasa sejak tahun 2012.

Seorang ulama terkemuka Kenya, yang dituduh oleh Amerika Serikat dan Dewan Keamanan PBB mendukung kelompok pemberontak Somalia al-Shabab, telah dibunuh di pantai Kenya, polisi di tempat kejadian dan para saksi mengatakan.

“Saudara kita Abubakar Shariff Makaburi telah meninggalkan kita. Dia sudah wafat, ” kata seorang ustadz di sebuah masjid di Kisauni, daerah yang didominasi kaum Muslim dekat Mombasa, melalui pengeras suara pada Selasa malam.

“Semoga beliau dapat  beristirahat dengan tenang. Beliau telah wafat dengan penuh keberanian. ” Makaburi tewas saat dia meninggalkan pengadilan sekitar 15 km sebelah utara dari kota pelabuhan Mombasa, Kepala polisi untuk daerah Kisauni Richard Ngtia mengatakan kepada para wartawan. Makaburi baru selesai menghadiri sesi sidang pengadilan.

Makaburi dan seorang pria lain berada di luar pengadilan menunggu untuk menjemputnya saat kendaraan lain mendekat dan orang-orang di dalamnya memuntahkan  peluru, katanya. Keduanya tewas.

Seorang saksi Reuters juga mengidentifikasi mayat itu,  yang tampaknya memiliki luka tembak di tubuh dan kepala.

Puluhan pendukung ulama itu berkumpul di dekatnya menuntut polisi untuk menyerahkan mayatnya. Polisi menembakkan pistol ke
udara untuk membubarkan kerumunan massa.

Kematian Makaburi bisa membangkitkan kerusuhan baru di wilayah pesisir di mana sebagian besar Muslim Kenya tinggal.

Para pemuda Muslim bentrok dengan polisi selama tiga hari pada Februari setelah seorang pria tewas saat polisi menyerang sebuah masjid yang digunakan oleh ulama itu.

Polisi Kenya telah menolak tuduhan bahwa mereka disalahkan karena melakukan pembunuhan ekstra-yudisial. Dua ulama Muslim terkemuka lainnya telah tewas dalam dua tahun terakhir.

Negara Afrika timur itu, yang merupakan wilayah ekonomi terbesar, masih belum pulih dari serangan al-Shabab di pusat perbelanjaan di Nairobi pada bulan September di yang setidaknya menewaskan 67 orang. (Al Jazeera, 14/2014)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*