Presiden Yaman Abed Rabbo Mansour Hadi dalam sebuah wawancara dengan surat kabar “Al-Hayah” (31/3) memuji serangan AS dengan pesawat tak berawak (drone), yang telah melanggar kedaulatan negara dan kemerdekaannya yang selalu ia nyanyikan. Ia membiarkan AS melakukan penghancuran dan pembantaian terhadap sejumlah rakyatnya dengan dalih memerangi terorisme. Ia berkata: “Ada kemitraan Yaman dengan masyarakat internasional dalam perang melawan al-Qaeda. Juga ada kerjasama istimewa dengan AS dalam masalah ini. Hal ini telah ada sebelum saya berkuasa. Khususnya terkait dengan penggunaan drone. Maka kami terpaksa menggunakannya untuk mengurangi pergerakan al-Qaeda dan kegiatannya. Dimana penggunaan drone ini terbukti memberikan kontribusi signifikan.”
Sepertinya Presiden Yaman ini sudah tidak memiliki hati nurani dan kepedulian terkait rakyatnya dan orang-orang tak bersalah yang menjadi korban serangan drone AS. Ia berkata: “Meskipun terjadi sejumlah kesalahan dari serangan drone AS, dan itu patut untuk disayangkan. Namun kami berharap rakyat Yaman memahaminya. Sebab kerugian yang harus kami tanggung justru lebih besar jika kami menggunakan pesawat kami sendiri.”
Perkataan Presiden Yaman ini merupakan bentuk penghinaan dan ketidakpedulian terhadap manusia dan nyawa rakyatnya sendiri yang seharusnya ia lindungi dan ia cintai. Ia justru meminta rakyat Yaman agar memahami dan menerima pembantaian anak-anak mereka. Sebab kalau menggunakan pesawat Yaman sendiri, maka korbannya jauh lebih besar. Meskipun ia menyatakan penyesalannya atas pembantaian rakyatnya dengan kata-kata manis untuk menutupi keburukannya, namun Tuannya, Amerika tidak mengekspresikan penyesalan sama sekali atas pembantaian warga Yaman yang dalam pandangan mereka itu bukan masalah, karena presiden Yaman telah menyetujui pembantaian terhadap rakyatnya.
Perlu diketahui bahwa bahwa parlemen Yaman memutuskan untuk melarang serangan permusuhan tersebut, namun presiden Yaman bersikeras untuk itu, sebab penggunaan pesawat konvensional untuk melawan beberapa dari rakyatnya sendiri akan menyebabkan kerugian yang lebih besar. PBB mempublikasikan sebuah laporan bahwa pesawat tak berawak (drone) AS telah membantai 16 warga sipil di dua pesta pernikahan, pada bulan Desember tahun lalu.
Presiden Yaman dalam sebuah wawancara menunjukkan peran Iran di negaranya, dengan mengatakan: “Sayangnya, intervensi Iran masih ada, baik dalam bentuk dukungan terhadap gerakan separatis (di Yaman selatan), atau terhadap beberapa kelompok agama (kelompok Houthi) di Yaman utara. Dalam hal ini kami meminta Iran untuk meninjau kembali kebijakan mereka yang salah terhadap Yaman, namun tuntutan kami tidak ada hasilnya.” Padahal semua tahu bahwa AS berada di belakang para pemimpin dari gerakan kaum sekuler Yaman selatan. Sementara Iran bertindak untuk mewakili kepentingan Amerika dengan mendukung gerakan tersebut, serta mendukung kelompok Houthi untuk mewujudkan proyek Amerika yang bertujuan untuk menguasai Yaman (kantor berita HT, 4/4/2014).