Presiden Direktorat Agama Turki, Mehmet Görmez, telah mengirim surat kepada ulama terkemuka Mesir di mana dia menuntut dibatalkannya keputusan pengadilan Mesir yang menghukum mati ratusan anggota Ikhwanul Muslimin.
Pengadilan Mesir menghukum 528 anggota Ikhwanul Muslimin, dimana mantan Presiden Mohammed Morsi adalah seorang seorang tokohnya yang terkemuka, pada tanggal 24 Maret dan menghukum mati mereka karena pembunuhan terhadap seorang polisi dan serangan terhadap orang lain dalam salah satu pengadilan massal terbesar di negara itu dalam beberapa dekade, kantor berita melaporkan.
Keputusan itu, yang dibuat setelah mengadakan sidang hanya dengan dua sesi sidang, telah memicu kritik dari banyak pemerintah dan kelompok-kelompok HAM di seluruh dunia.
Surat Görmez kepada Ahmed el – Tayeb, yang merupakan Grand Sheikh Universitas al- Azhar, mengatakan : “Kami adalah bagian dari umat Islam. Kami senang ketika umat Islam senang dan akan sedih bersama-sama ketika mereka sedih. Kami dan rakyat kami sangat sedih dengan keputusan pengadilan yang diambil pada tanggal 24 Maret di Mesir untuk menghukum mati 528 orang.”
“Kami ingin menyampaikan harapan kami bahwa para ulama Universitas al – Azhar akan membangun kembali persatuan, solidaritas dan persaudaraan diantara rakyat Mesir dan mengemban tugas mereka dengan adil dan kasih sayang. Kami yakin anda akan melakukan upaya-upaya yang diperlukan untuk mengkonsolidasikan persaudaraan dan mewujudkan keadilan di kalangan rakyat Mesir, ” kata surat itu.
“Seluruh dunia adalah saksi atas fakta bahwa perkembangan di Mesir merupakan kerusuhan politik. Saat ini, tugas yang paling penting adalah untuk mencegah kematian lebih lanjut terhadap kaum Muslim dan rakyat Mesir, ” tambah surat itu.
“Untuk itu, untuk menyelamatkan kehormatan saudara-saudara kami di Mesir, tugas jatuh di pundak para ulama Universitas al-Azhar untuk memastikan pencabutan suatu keputusan yang brutal itu, ” kata surat itu.
Partai-partai politik di Parlemen Turki baru-baru ini merancang sebuah deklarasi bersama atas keputusan pengadilan Mesir itu.
Tahun lalu, Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan mengecam Grand Sheikh Al- Azhar karena mendukung kudeta militer yang melengserkan Morsi dari kekuasaan, dan mengatakan “sejarah akan mengutuk” para ulama seperti dia.
Syekh mendukung road map militer yang mensponsori dibekukannya konstitusi dan menyerukan pemilihan presiden dan parlemen lebih awal.
Erdogan mengatakan dia sangat terpukul ketika melihat Syekh Al- Azhar mendukung militer di Mesir. ” Bagaimana anda bisa melakukannya?” tanyanya. “Ulama itu sudah habis. Sejarah akan mengutuk orang-orang seperti dia karena sejarah telah mengutuk para ulama serupa di Turki sebelumnya.” (Sumber : Today’s Zaman)