Penulis Amerika, Andrew Bacevich menilai skandal penjara Abu Ghraib di Irak sebagai saksi bisu kegagalan Amerika di negeri ini.
Bacevich mengatakan—dalam sebuah artikel yang diterbitkan oleh Los Angeles Times Amerika—bahwa skandal penjara Abu Ghraib merupakan bukti terbesar kekalahan berkelanjutan bagi proyek Amerika dalam menginvasi Irak secara keseluruhan.
Ia menambahkan bahwa pemerintah Irak saat ini menutup pintu gerbang penjara Abu Ghraib yang terkenal sebagai penjara keji dan kejam, pada minggu lalu. Sementara para tahanan dipindahkan ke tempat lain. Namun banyak yang bertanya-tanya, apakah ini berarti penutupan secara permanen atau sementara.
Ia menjelaskan bahwa pemerintah Irak menutup penjara sekarang karena takut bahwa “para militan” menguasainya dan membebaskan para tahanan yang berada di dalamnya. Dan jika itu terjadi, maka akan menyebabkan peningkatan jumlah “para militan”, yang pada gilirannya akan menjerumuskan kembali negara itu ke dalam rawa “perang saudara” yang lebih besar, menurut pendapat penulis tersebut.
Penulis Amerika ini mengatakan bahwa beberapa orang menilai presiden Irak tergulingkan Saddam Hussein sebagai rezim penindas dan represi—seperti yang ia katakan—sementara Amerika merupakan cermin kebebasan dan demokrasi. Namun skandal penjara Abu Ghraib membuat Amerika tidak mampu lagi mempertahankan citranya ini (islammemo.cc, 20/4/2014).