Fatah dan Hamas telah mencapai kesepakatan “bersejarah” untuk mengakhiri perbedaan di antara mereka dan membentuk pemerintah persatuan, mereka mengumumkan kemarin.
Dalam siaran pers, juru bicara Hamas, Fawzy Barhoom, mengatakan bahwa hal itu merupakan “titik balik dalam sejarah rakyat Palestina”.
“Ini merupakan koreksi dan evaluasi arah situasi internal Palestina, ” katanya, “hal ini adalah dasar bagi kemitraan nasional yang sesungguhnya.”
Barhoom menegaskan bahwa ini adalah “tantangan bagi musuh-musuh Palestina dan persatuan mereka dan respon terbesar terhadap ancaman pendudukan dan kejahatan.”
Pemimpin Hamas dan Perdana Menteri Palestina di Gaza, Ismail Haniyeh, mengumumkan perjanjian rekonsiliasi itu dan mengakhiri konflik internal Palestina kemarin sore.
Hamas dan Fatah sepakat membentuk pemerintah persatuan nasional dalam waktu lima minggu untuk melaksanakan pemilu pada bulan Januari 2015. (rz/www.middleeastmonitor.com, 24/4/2014)