Redpel Solopos: Hizbut Tahrir Lebih Mulia Dari Sekedar Partai

HTI Press. “Hizbut Tahrir lebih mulia dari sekedar partai” Ujar A. Nadhif (redaktur pelaksana Solopos) saat menerima kunjungan dari delegasi HTI Soloraya di kantor redaksi koran Solopos. Pada hari Jum’at (25/04). Ungkapan Nadhif ini keluar karena kekecewaannya terhadap parpol-parpol peserta pemilu yang baru saja bergulir di negri ini. Ia memandang sekarang tak ada bedanya antara parpol Islam maupun parpol nasionalis.
Kunjungan HTI Soloraya ke kantor redaksi Solopos ini merupakan rangkaian roadshow HTI ke berbagai media di Solo, dalam rangka menyambut event Akbar Konferensi Islam Perdaban (KIP) HTI yang rencananya bakal diselenggarakan di 45 kota di seluruh Indonesia. Termasuk diantaranya di Kota Solo pada 1 Juni mendatang. Rombongan pengurus HTI Soloraya diwakili oleh Nur Alam Windu, Dicky Dzulkarnaen, Ahmad Faishal, Lucky Ramandita, dan Ali Mustofa Akbar. Dengan disambut langsung oleh jajaran redaksi Solopos, yakni A. Nadhif, Ayu Prawita, dan Nana Mariana. Sementara Pemred dan Wapemred Solopos titip permohonan maaf tidak bisa menyambut kedatangan delegasi HTI Soloraya karena berbarengan dengan acara di kantor Gubernur Jateng. “Salam hormat kepada HTI dan mohon maaf sekali tidak bisa menyambut” Demikian ucapan salam dari Pemred yang disampaikan oleh A. Nadhif.
Pada kesempatan ini Perwakilan HTI Soloraya mengajak jalinan kerjasama kepada Solopos khususnya untuk kesuksesan acara KIP yang bakal digelar, sekaligus kerjasama  dakwah HTI secara umum. Pihak Solopos menyambut gembira ajakan HTI tersebut. “InsyaAllah kita akan membantu,  Kami juga menanti tulisan-tulisan mencerahkan dalam prespektif Islam dari para kader HTI”. Ujar A. Nadhif.
Pertemuan ini pun tampak begitu akrab dan bersahabat, tak terasa perbincangan menjadi semakin meluas. Terjadi pula diskusi dan tanya jawab seputar dakwah HTI. Perwakilan HTI menegaskan bahwa HTI konsisten untuk menyelamatkan negeri ini dari belenggu penjajahan karena diterapkan sistem demokrasi-kapitalisme. Solusi satu-satunya adalah dengan sistem Islam dalam nanungan negara khilafah.

Dari pihak Solopos sendiri seperti meng”iya”kan. “Demokrasi memang telah disepakati oleh para Foundhing Father negara ini, tapi apa sih yang tidak bisa diubah, Undang-Undang saja bisa di Amandemen. Maka sistem seharusnya juga bisa. Apalagi jika sistem yang diterapkan selama bertahun-tahun itu tidak membawa kebaikan, dan justru menjadikan negara ini sekarat” Ujar Nadhif lagi. []MI Solo Raya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*