Cameron dan Perang Suci

Situs “youm7.com”, pada tanggal 18/4/2014 menyebutkan bahwa  Perdana Menteri Inggris David Cameron mengatakan bahwa negaranya adalah negara Kristen … dan penduduknya tidak boleh malu untuk mengatakan hal itu … Cameron mengatakan bahwa ia termasuk di antara mereka yang membela peran agama dalam politik … “.

*** *** ***

Pertama, kita terlebih dahulu harus mengerti hakikat Kristen yang sebenarnya, juga apa yang dikatakan oleh Cameron, sebelum kita menghukuminya.

Kristen adalah agama. Namun rahasia spiritualnya adalah kepasturan itu sendiri, dengan bukti bahwa akidahnya bukan akidah aqliyah (hasil dari proses berfikir), dan tidak mampu meyakinkan pikiran. Bahkan tidak ada seorang pun yang mengklaim bahwa akidah Kristen adalah akidah aqliyah kecuali orang yang hati dan pikirannya telah diselimuti kabut.

Sebelumnya, dalam dialog Syaikh Ahmed Deedat dengan pendeta Amerika, ketika Ahmad Deedat memintanya untuk membuktikan doktrin Kristen, pendeta menjawab: ini adalah doktrin yang tidak diketahui oleh siapapun kecuali Allah! Ini dari satu sisi, sementara dari sisi yang lain, bahwa dokrin Kristen ini tidak memberikan pemikiran yang menyeluruh tentang alam semesta ini, serta tidak memberikan jawaban yang jelas dan meyakinkan. Bahkan dokrin Kristen ini didasarkan pada gagasan aneh secara pemikiran, di samping agama ini tidak melahirkan sistem kehidupan yang mengatur semua aktivitas manusia. Sehingga para penganut dokrin ini tidak menemukan hukum dan solusi, yang pada akhirnya mereka memisahkan agama dari politik, karena sejak awal dalam dokrin ini memang tidak ada solusi. Dan jika ada, maka mereka akan memberikan jawaban atas semua problematika dari agama mereka. Sementara Injil yang mereka miliki tidak memberikan bukti yang diterima akal, bahkan sebagaian mereka mengakui bahwa Injil itu merupakan catatan harian Pendeta Yuhana, sebab ia ditulis setelah wafatnya Nabi Isa as. Apalagi dalam berita di atas terdapat perkataan Perdana Menteri Inggris bahwa Ia memiliki banyak keraguan terhadap beberapa isu-isu teologis!

Kedua, apa yang membuat Eropa bergerak menuju dokrin Kristen yang memisahkan agama dari kehidupan, yang artinya bahwa dokrin ini tidak memiliki solusi? Sungguh, yang mendorong mereka adalah perasaan dan keyakinan mereka terhadap tumbuhnya kesadaran Islam di Timur Tengah, terutama dalam revolusi Syam, dan pergerakan umat yang diberkati. Sehingga para politisi mereka tidak menemukan cara untuk membangkitkan orang-orang Eropa kecuali melalui Perang Salib kedua dan ketiga. Dan tampaknya mereka akan bergerak melalui kendaraan ini. Namun sebelumnya mereka telah menggunakan cara-cara ini. Dan sebelumnya umat Islam telah mengajari Eropa dampak dari perang ini. Bagaimana negara Khilafah membalas mereka dengan belas kasih dan penaklukkan. Dan tampaknya kita telah berada di titik puncak penaklukkan, yang dalam waktu dekat—insya Allah—akan samapi di pintu gerbang Roma!

Ketiga, sungguh berita ini dan provokasi di dalamya niscaya menjadi bukti nyata. Namun sulit bagi sebagian generasi kaum Muslim yang menyerukan sekularisme dan peradaban Eropa untuk menentukan sikap mereka terkait pernyataan tersebut, padahal ada perbedaan yang mendasar dan subtansial antara Islam dengan Kristen. Islam adalah ideologi yang menentang dokrinnya; Islam mampu meyakinkan akal; Islam sesuai fitrah; dan Islam dapat menentramkan hati. Di dalam Islam terdapat solusi bagi semua aktivitas manusia, dan solusi Islam cocok untuk apapun dan kapanpun hingga hari kiamat. Apakah agama yang agung ini akan dicabut dari peran dan kedudukannya di masyarakat oleh beberapa orang yang telah teracuni peradaban Barat. Sementara Barat menyerukan agar Kristen menjadi rujukan nilai-nilai masyarakat Eropa?!

Di samping itu, saya serukan kepada para pengusung Islam moderat, dan mereka yang bertekuk lutut di depan peradaban Barat, yang malu menampakkan Islam mereka, bahkan mereka menggambarkan Islam sejalan dengan Barat. Saya katakan pada mereka: Sekarang telah tiba saatnya kalian menjadi mulia dengan Islam kalian, peradaban kalian dan negara kalian, yaitu negara Khilafah! Telah tiba saatnya bagi kalian untuk menyerukan sebagaimana adanya! Buang jauh-jauh dari kalian kotoran Barat, dan ide-idenya, kemudian taruh di tong sampah dan bakar hingga tidak berbekas. Tinggalkan ide-ide sampah negara sipil, demokrasi, sekuler, dialog antar agama, dan jihad adalah perang defensif, serta isu-isu perempuan, kesetaraan, minoritas, dan suksesi kekuasaan. Namuan seharusnya mereka hanya berbicara dengan Islam saja, dan tutup rapat-rapat mata kalian dari ide-ide Barat, dan kembalilah pada Islam kalian, seperti yang diinginkan Tuhan kalian! Kami adalah umat yang telah dimuliakan Allah dengan Islam. Sehingga apabila kita mencari kemulian dengan selainnya, maka Allah justru akan hinakan kita! Seperti yang dikatakan oleh Rabi’iy bin Amir radhiyallahu ‘anhu, semoga Allah merahmatinya: “Allah mengutus kami untuk membebaskan manusia dari beribadah kepada sesama manusia menuju beribadah kepada Allah semata; dari kesempitan dunia menuju luasnya dunia; dan dari kejahatan agama-agama menuju keadilan Islam.” Jadi, saya tambahkan dengan mengatakan: Kami benar-benar menyeru mereka kepada Islam, bukan untuk mengikuti mereka. Ungkapan di atas datang dari sahabat Rasulullah saw. Lalu siapa yang lebih paham dari kami dan lebih pantas untuk diikuti? Allah SWT berfirman:

Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al-Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik.” (TQS. Al-Hadiid [57] : 16). Maka katakan: Tentu telah tiba saatnya, wahai Tuhan!

Ya Allah, jadikan kami di antara orang yang hatinya tunduk untuk menyebutkan kebenaran yang Engkau turunkan. Dan jadikan kami di antara orang-orang mukmin yang jujur, dan teguh, serta ikhlas hanya kepada Engkau. Semua urusan dari Engkau dan akan kembali kepada Engkau. Kami serahkan kepada Engkau upaya dan kekuatan kami. Dan kami berlindung kepada upaya Engkau, kelembutan Engkau, kekuatan Engkau, dan belas kasih Engkau. Ya Allah, jadikan kami seperti yang Engkau inginkan, jangan seperti yang kami inginkan. Wahai Tuhan, Yang Mahapengampun, Yang Mahapenyayang, pemilik singgasana yang agung, dan yang mewujudkan apa yang Engkau inginkan, Amin! [Hassan Hamdan Abu Baraa’]

Sumber: hizb-ut-tahrir.info, 28/4/2014.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*