Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan mengumumkan bahwa normalisasi hubungan antara negaranya dan Israel dalam beberapa minggu mendatang, empat tahun setelah serangan Israel pada armada yang membawa bantuan dan aktivis menuju Jalur Gaza yang tengah diblokade.
Erdogan mengatakan pada hari Senin (28/4) dalam sebuah wawancara dengan jaringan TV Amerika “PBS” bahwa kedua belah pihak telah menyepakati kompensasi yang tepat untuk diberikan kepada keluarga korban yang meninggal dalam serangan itu. Ia menjelaskan bahwa fase lain dari negosiasi itu akan membahas pengiriman bantuan kemanusiaan kepada rakyat Palestina melalui Turki, dan setelah berakhirnya fase ini akan bergerak maju menuju normalisasi.
Erdogan menyatakan bahwa hal itu akan dilakukan dalam beberapa hari atau minggu. Dikatakan bahwa proses tersebut mungkin akan dimulai dengan pengiriman duta besar. Dan ia berharap untuk tidak “membahas sesuatu yang lain yang akan mengubah arah permasalahan.”
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Turki Ahmed Davutoglu mengatakan pada akhir Maret lalu bahwa kesepakatan mengenai kompensasi bagi keluarga korban Turki segera diberikan, yang selama ini hal itu merupakan kendala utama untuk normalisasi hubungan diplomatik.
Serangan Israel pada armada bantuan kemanusiaan—yang berusaha menerobos blokade di Jalur Gaza—menyebabkan terbunuhnya sembilan orang Turki yang berada di atas kapal Mavi Marmara.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan permintaan maafnya secara resmi pada bulan Mei tahun lalu. Sementara itu Erdogan dalam pernyataannya di jaringan TV Amerika mengucapkan terima kasih pada Presiden AS Barack Obama atas usaha kerasnya. Erdogan mengatakan bahwa “permintaan maaf Perdana Menteri Israel ini adalah hasil dari kerja kerasnya Presiden Obama.” (aljazeera.net, 29/4/2014).