Suatu aliansi partai-partai Islam Mesir mengatakan akan memboikot pemilihan presiden mendatang, dengan menyebutnya sebagai “sebuah drama komedi”.
Aliansi Nasional Untuk Mendukung Legitimasi, yang dipimpin oleh gerakan Ikhwanul Muslimin, dalam pernyataannya pada hari Minggu menggambarkan pemilu presiden itu sebagai “lelucon” yang dimaksudkan untuk mengangkat “dalang kudeta” sebagai presiden.
Aliansi itu juga mengatakan tidak akan mengakui pemantauan pemilu yang direncanakan oleh “para pendukung kudeta dari barat.”
Mereka mengatakan para pemimpin kudeta telah “melakukan kejahatan yang melebihi kejahatan yang dilakukan oleh Kelompok Zionis di Palestina. “Kelompok ini sebelumnya memboikot pemungutan suara untuk konstitusi baru pada bulan Januari. Para pendukung kelompok itu pada hari Sabtu mengadakan protes terhadap pencalonan mantan kepala angkatan bersenjata, Abdel Fattah al-Sisi sebagai kandidat presiden.
Sisi, yang diduga adalah calon utama dalam pemilihan presiden itu, menyerukan partisipasi luas para pemilih dalam pemilu tanggal 26-27 Mei.
Politisi kiri Hamdeen Sabahi adalah satu-satunya kandidat yang bersaing dengan Sisi.
Sisi membekukan konstitusi dan membubarkan parlemen setelah kudeta bulan Juli 2013 atas presiden pertama Mesir yang terpilih secara demokratis Mohamed Morsi.
Sisi juga dituduh memimpin penumpasan yang mematikan terhadap para pendukung Morsi dan Ikhwanul Muslimin.
Menurut kelompok hak asasi manusia, setidaknya 1.400 orang telah tewas dalam kekacauan politik sejak penggulingan Morsi itu, “sebagian besar tewas karena penggunaan kekuatan berlebihan yang digunakan oleh pasukan keamanan. ” (presstv.ir, 2/5/2014)