Profesor ilmu politik di Universitas Kairo, Dr Seif al- Din Abdel Fattah, mengecam Al Sisi- untuk ikut dalam kampanye presiden, dan menolak program kedua calon sebagai salah satu program “pembunuhan, represi dan kekerasan.”
Dalam sebuah wawancara dengan Al Jazeera hari Selasa, Abdel Fattah mengatakan bahwa kualifikasi Al Sisi hanyalah pemimpin kudeta terhadap presiden yang terpilih secara demokratis, dan membunuh dan memenjarakan ribuan warga Mesir.
Abdel Fattah menyerukan untuk memboikot pemilihan presiden, dan menolak para calon sebagai “dua kandidat yang lucu dan tidak layak untuk memimpin Mesir.”
Selanjutnya, cendikiawan politik itu mengecam Hamdeen Sabahi, satu-satunya saingan Al- Sisi sebagai “aktor dalam permainan yang disebut sebagai pemilihan presiden.”
“Baik Al Sisi maupun Sabahi adalah orang yang ‘memperkosa’ Mesir, dan kemudian akan membunuhnya.
Mereka berusaha untuk menjadikan Mesir negara militer,” tegasnya.
Dia menunjukkan bahwa tentara telah menjadi partai dalam politik, dengan melobi untuk pencalonan Al Sisi dengan mengorbankan rakyat Mesir.
Abdel Fattah menambahkan bahwa semua lembaga negara sekarang di bawah kendali tentara, termasuk lembaga Kehakiman, yang menjatuhkan hukuman mati yang tidak berdasar terhadap rakyat Mesir. (middleeastmonitor.com, 6/5/2014)