Pemilu India: 43 Korban Tewas Setelah Serangan Terhadap Muslim di Assam

Third phase of Indian General Election.Polisi Menemukan Lima Mayat Perempuan dan Anak-anak Setelah Terjadinya Amukan ‘Barbar’ Suku Separatis

Polisi India menemukan lima mayat perempuan dan anak-anak pada hari Rabu setelah terjadinya amukan “barbar” oleh suku separatis yang menargetkan kaum Muslim di  timur laut Assam, dengan mengambil korban menjadi 43 orang.

Mayat-mayat itu ditemukan saat pihak otoritas terus melanjutkan pencarian di dua distrik di wilayah terpencil negara itu tempat tumbuhnya teh, di mana orang-orang bersenjata dan bertopeng pada pekan lalu menembakikaum Muslim hingga tewas, termasuk bayi  pada saat mereka tidur.

Polisi menuduh pihak pemberontak suku Bodo yang membunuh umat Islam, dimana masyarakat migran telah terkunci selama bertahun-tahun di dalam tanah yang dipersengketakan dengan kelompok-kelompok pribumi di negara bagian yang berbatasan dengan Bhutan dan Bangladesh.

Media lokal telah melaporkan bahwa Bodos menyerang kaum Muslim sebagai hukuman karena gagal memilih calon mereka bulan lalu dalam pemilu raksasa di negara itu, yang hampir berakhir.

Menteri Utama Assam, Tarun Gogoi, mengatakan kepada wartawan dari desa paling parah, Narayanguri: ” Sejauh ini korban tewas berjumlah 43 orang. Pembunuhan ini memang biadab, bahkan bayi berumur lima bulan tidak luput dari sasaran. Sangat disayangkan  bahwa mayat-mayat itu masih dalam penanganan, kami mendapati laporan bahwa sebanyak 11 orang telah hilang.”

Seorang juru bicara polisi yang perrgi bersama Gogoi mengatakan mayat tiga anak dan dua perempuan berhasil ditemukan di distrik Baksa, sekitar 130 km sebelah barat kota utama di Assam, Guwahati.

Jumlah korban tewas telah naik setidaknya menjadi 32 orang pada hari Minggu setelah serangkaian mayat ditemukan dalam beberapa hari terakhir, sementara beberapa orang terluka dalam pembantaian pada tanggal 1-2 Mei yang juga telah meninggal di rumah sakit.

Gogoi mengatakan 15 anak-anak dan balita, yang berusia antara delapan bulan hingga 14 tahun, telah menjadi yatim piatu karena pertumpahan darah dan dikirim ke rumah yatim piatu di Guwahati.

Penduduk desa menangis saat mengingat penderitaan mereka, sementara yang lain memohon kepada para pejabat yang bepergian dengan menteri utama itu untuk membantu membawa mereka ke rumah sakit untuk mendapat perawatan.

“Saya melihat ibu dan ayah saya meninggal di depan saya. Saya berhasil menyelamatkan diri dengan bersembunyi di bawah tempat tidur saat orang-orang bersenjata dan bertopeng itu menembakkan peluru ke orangtua saya,” kata anak berusia 14 tahun, Habiba Nessa kepada AFP.

Pasukan keamanan sedang mencari gerilyawan Bodo yang disalahkan atas kekerasan ini, yang telah memaksa ribuan orang meninggalkan rumah mereka karena ketakutan, kata para pejabat.

Kekerasan itu terjadi selama bagian akhir pemilihan umum, yang telah melihat terjadinya ketegangan agama dan etnis dimana nasionalis Hindu Narendra Modi dari garis keras dan partai oposisi diperkirakan menang. (Guardian, 7/5/2014)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*