Apa yang Harus Dilakukan Anak? Ketika Orang di Dekatnya Ternyata Predator

kekerasan-anak“Untuk kasus seperti ini, dia boleh berbohong. Itu yang harus kita kasih tahu,” ungkap Direktur Kita dan Buah Hati Elly Risman Musa seperti dilansir Tabloid Media Umat Edisi 128: Awas, Pedofil Ancam Anak Kita, Jum’at (16 Mei-5 Juni).

Misalnya, “maaf ya, aku kebelet pipis” atau apa yang intinya agar anak bisa pergi menjauh, lari dan melaporkan kepada orang dewasa terdekat. Maka, orang tua harus sering mengajarkannya dengan roleplay (peragaan, simulasi), karena anak-anak biasanya tidak paham bila hanya dengan kata-kata.

Orang tua juga harus mengajarkan anak agar menjaga tubuhnya dari sentuhan orang lain terutama pada bagian tubuh selain bahu ke atas dan selain lutut ke bawah. “Tubuhmu itu tidak boleh disentuh siapa-siapa. Tubuhmu itu sangat berharga. Jadi kalau ada orang yang menyentuh coba lihat kamu rasakan dengan hatimu, ini orang menyentuh mau apa ya, dia orang baik atau orang buruk,” bebernya.

Kalau orang asing itu ngasih permen atau mengancam agar anak mau disentuh, katakan pada anak bahwa itu bohong, ancaman dari orang asing itu bohong. “Jadi kamu harus laporkan sama ayah atau mama,” ucap Elly meragakan ucapan yang harus disampaikan orang tua kepada anak lima tahun ke atas.

Tapi masalahnya, kadang-kadang predator ini datang tidak sendiri. Masalahnya predator ini badannya besar sedangkan calon korbannya adalah anak-anak, jadi memang bisa dikejar, dicekik atau apalah. Makanya, selain diajarkan seperti di atas, ajarkan pula anak-anak berdoa setiap kali ke luar rumah. Orang tua juga harus mendoakannya agar selamat.

Namun bila ternyata Allah SWT menguji dengan menjadikan anak sebagai korban pedofilia maka pertama kali yang harus dilakukan adalah memotret kemaluan atau anus anak. “Karena kita tidak bisa pegang bukti. Dan tabarakallah, Allah SWT itu membuat luka kemaluan dan anus itu gampang sembuh. Jadi orang tua harus foto itu dulu. Dan fotonya kasih nama dan tanggal,” ujarnya.

Lalu bagi tugas, yang lapor ya lapor, yang mendekap anak ya mendekap anak. Jangan dia yang lapor, dia juga yang urusin anak, anaknya ditenteng-tenteng ke kantor polisi. Tidak bisa. Karena anak banyak sekali membutuhkan pelukan, karena ia butuh ketenangan. “Jangan ngomongin masalah tersebut di depan korban, karena setiap kita omongin masalah itu, di otak anak berputar lagi filmnya,” sarannya.[] Joko Prasetyo

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*