HTI Press, Purbalingga. Atas dorongan iman dan tanggung jawab kepada Islam, umat Nabi Muhammad SAW, dan Allah SWT. Sebab agama Islam ini adalah nasihat sekaligus untuk menunjukkan sikap tegas Hizbut Tahrir Indonesia atas sistem demokrasi yang kufur serta menjelaskan kepada masyarakat bahwa pemilu bukanlah jalan perubahan kearah yang lebih baik, namun sebaliknya hanya jalan Islam dan dengan meninggalkan sistem buatan penjajah (demokrasi) sajalah Indonesia akan menjadi negara yang hebat, maka DPD II HTI Purbalingga menggelar aksi simpatik Indonesia Milik Allah bertempat di depan Taman Kota Usman Jannatin Kab. Purbalingga, ahad (18/5).
Dalam aksi tersebut, diisi dengan orasi demi orasi. Dalam orasi pertama disampaikan oleh Abu Izza, ia menyoroti meski pemilu dalam Demokrasi sudah berulang kali. Sebelas kali pemilihan legislatif dan enam kali pergantian presiden, namun kenyataan tidak ada perubahan yang berarti untuk memperbaiki kondisi umat yang lebih baik. Pemilu hanyalah ajang untuk memperkokoh sistem kapitalisme sekuler dan cengkraman kaum pemilik modal.
Sementara itu orasi kedua yang disampaikan oleh Adi yang menyoroti demokrasi adalah sistem kufur dan merusak, sehingga selama demokrasi masih tetap diterapkan maka selama itu juga negeri ini akan terus ditimpa berbagai problem yang tak kunjung berakhir. Dalam orasi ketiga yang disampaikan oleh Sukarno, ia mengajak umat Islam agar tidak boleh menutup mata, umat Islam harus Mengambil pelajaran dan hikmah dari penerapan demokrasi selama ini agar tidak terperosok dalam jurang yang ke sekian kalinya, maka sudah saatnya umat islam harus membuang sistem demokrasi ke tong sampah dan kembali memperjuangkan penerapan Islam secara kaffah dalam naungan Khilafah.
Dalam orasi keempat dan kelima yang disampaikan oleh Asep Setiawan dan Sukri Adiwibowo menyerukan bahwa kita semua adalah milik Allah. Kita hidup karena Allah. Bumi yang kita pijak adalah milik Allah. Negara tempat kita tinggal adalah milik Allah. Karena kita semua milik Allah dan akan kembali kepada Allah maka sudah semestinya hanya aturan Allah (syariat islam) yang diterapkan di negara kita ini serta sembari campakkan demokrasi.
Selain diisi orasi, dalam aksi tersebut HTI Purbalingga juga membagikan ribuan seruan /selebaran Indonesia Milik Allah; Saatnya Khilafah Menggantikan Demokrasi dan Kapitalisme, dan diakhiri dengan pembacaan doa yang dipimpin oleh Abdullah Kison.
[]MI HTI Purbalingga