Seorang pejabat Gedung Putih telah meyakinkan para dewan sekolah terkemuka kesehatan publik AS bahwa CIA tidak akan lagi menggunakan program vaksinasi sebagai kedok untuk kegiatan mata-mata.
CIA menggunakan tipudaya ini untuk menargetkan Osama bin Laden sebelum dilakukan serangan AS yang membunuh dia pada tahun 2011. Ketika itu seorang dokter Pakistan, Shakil Afridi, memberikan vaksinasi polio di kota Abbottabad, Pakistan. Itu dilakukan sebagai kedok kegiatannya yang didukung CIA untuk mendapatkan sampel DNA dari anak-anak di sebuah kompleks tempat Bin Laden tewas dalam serangan 2011.
Pakistan bertindak untuk meredam krisis polio di perbatasan negaranya. Sebelumnya, CIA telah diperingatkan bahwa program vaksinasi ini telah memainkan peran dalam penembakan beberapa petugas kesehatan di Pakistan dan bisa menghambat upaya anti-polio.
Penggunaan program vaksin polio oleh CIA untuk memata-matai kompleks Bin Laden mematahkan pidato Obama kepada dunia Muslim pada tahun 2009. Saat itu dia menyebut-nyebut upaya AS untuk memangkas pertumbuhan polio di Pakistan, Afganistan dan Nigeria. Dengan jaminan pemerintahan Obama, para cendekiawan Muslim pada dua kelompok internasional mengeluarkan fatwa yang mendesak orangtua untuk memvaksinasi anak-anak mereka.
Mengorbankan kesehatan bayi dan anak-anak—sebagai kedok untuk mendapatkan data intelijen dan alat untuk mencapai kepentingan politik mereka—hanyalah bentuk lain yang memberikan jaminan kerusakan dari Pemerintah AS dalam ‘Perang Melawan Teror’. Hal ini menambah jumlah korban akibat serangan pesawat drone, juga menambah tindakan tidak bermoral yang dilakukan untuk mencapai tujuan luar negeri mereka. Namun, ketiadaan moral politik kaum kapitalis sekular memang tidak ada batasnya!.[]
sumber: Associated Press ,19 Mei 2014