HTI Press, Kota Bogor. Ahad pagi (18/5) saat kebanyakan orang sibuk dengan aktivitas liburannya, lima puluh orang pelajar dan remaja masjid berbondong-bondong memadati Mushola Akademi Kebidanan Prima Husada Bogor untuk mengikuti Training Remaja Muslim.
“Acara ini digagas untuk para pelajar dan remaja agar melek Islam lebih dalam dan menjadi dambaan orang tua di tengah zaman yang merajarelanya kenakalan remaja” ujar Ketua DPC HTI Bogor Barat Ateng Rahmat.
Lembaga Dakwah Sekolah (LDS) DPC HTI Bogor Barat yang menggagas training bertemakan Menjadi Remaja Dambaan Orang Tua ini menghadirkan Luky B Rouf (Inspirator #CintaMulia) sebagai trainer.
Trainer yang juga Penulis Buku Remaja dan bagian dari #MoveOn Center ini, mengawali materi dengan mengajak peserta untuk mengingat pengorbanan orang tua yang begitu dahsyat, yang sudah gigih berjuang, mendidik dan membesarkan kita hingga sampai saat ini. Lalu memberi pilihan kepada para peserta, apakah kita ingin menjadi sumber kebanggaan atau kekecewaan orang tua.
“Siapa yang ingin menjadi kebanggaan orang tua, angkat tangan kanannya dan katakan saya!”, sahut Trainer. Sontak seluruh peserta berteriak: “Saya!” sembari mengangkat tangan kanannya penuh semangat.
Lalu bagaimana agar menjadi remaja dambaan orang tua? Setidaknya ada tiga hal yang harus diperhatikan.
Pertama, sebagai remaja sepatutnya menyadari potensi diri yang telah dikaruniakan Allah SWT, terlebih bahwa dia seorang muslim yang Allah SWT tetapkan sebagai khoiru ummah (umat terbaik).
Kedua, buatlah prestasi dari potensi yang dimiliki, karena dengan prestasi kita membuat tanda di alam semesta dari kehidupan yang sementara ini.
Ketiga, jadilah orang yang dapat memberikan kontribusi, tidak hanya untuk kepentingan dunia namun juga untuk kepentingan akhirat. Maka, kontribusi yang kita buat haruslah berorientasi pada dakwah. Namun dakwah tanpa ilmu tidak akan menghasilkan sesuatu yang bermakna atau bahkan mengarah kepada kesesatan. Sehingga dakwah harus diiringi dengan memperdalam Islam lebih dalam.
“Dakwah itu ibarat pistol dan ngaji itu ibarat perisai.” ujar Luky beranalogi.
Menurutnya dengan “pistol” kita bisa menyampaikan ilmu dan mengajak kebaikan, sedangkan dengan “perisai” kita bisa menyerap ilmu dan menangkis segala pemahaman yang bertentangan dengan aqidah Islam.
Di akhir acara, seluruh peserta menyatakan ketertarikannya untuk mengikuti kajian rutin yang diadakan oleh LDS dan menghadiri acara spektakuler Konferensi Islam dan Peradaban 1435 H yang akan diselenggarakan di Sentul International Convention Center Selasa (27/5) mendatang. [] MI Kota Bogor / Ibnu Safaruddin