Felix Siauw Motivasi Ribuan Peserta KIP Palembang

HTI Press, Palembang. Hasil survei berbagai lembaga yang menyatakan bahwa sebagian besar umat islam Indonesia menginginkan penerapan syariah dan khilafah terbukti kebenarannya. Di saat orang menikmati hari libur, ribuan umat islam justru mendatangi gedung Palembang Sport and Convention Center (PSCC) untuk mengikuti Konferensi Islam dan Peradaban 1435 H yang digelar Hizbut Tahrir Indonesia Daerah Sumatera Selatan dengan tema Indonesia Milik Allah Saatnya Khilafah menggantikan Demokrasi dan Sistem Ekonomi Liberal, Selasa (27/5).

Massa yang datang bukan hanya berasal dari kota Palembang tetapi juga dari berbagai daerah yang cukup jauh dari Palembang seperti Muara Enim, Prabumulih, Sungai Lilin dan OKI. Terlihat dari bis-bis yang parkir di halaman gedung yang merupakan bis luar kota. Tak pelak, dari 5.000 kursi yang disediakan panitia tidak bisa menampung jumlah peserta yang hadir. Bahkan panitia terpaksa menolak peserta baru karena tidak ada lagi kursi kosong. Namun demikian acara berlangsung tertib.

Menurut ketua panitia Ustadz Syahrul Musta’in, panitia tidak menyangka peserta akan membludak seperti ini. “Sebelumnya kami hanya menargetkan 4.000 peserta tapi yang datang sekitar 5.000 orang” Kata Syahrul.

Meski sudah datang sejak pagi, peserta tidak lantas bisa masuk ke dalam ruangan karena pintu masih tertutup untuk memberi kesempatan pada panitia mempersiapkan acara. Pintu baru dibuka sekitar pukul 07.45 WIB. Setiap peserta yang masuk diperiksa oleh tim keamanan menggunakan metal detektor untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Menunggu acara dimulai peserta dihibur dengan nasyid dan pembacaan puisi Indonesia Milik Allah. Peserta juga “dipanaskan” dengan pesan-pesan motivasi oleh Felix Siauw, seorang motivator islam dan pengisi acara pengisi inspirasi iman di TVRI. Dengan gayanya yang khas, cepat dan penuh semangat Felix mengajak peserta untuk menerapkan aturan Allah karena Indonesia dan dunia ini milik Allah.

Konferensi yang digelar di gedung pertemuan termegah dan terbesar di Palembang ini dimulai dengan tayangan dokumentasi sinema (dokusinema) yang ditampilkan melalui tiga layar lebar. Dokusinema menceritakan perjalanan seseorang mencari akar permasalahan yang membelit bangsa Indonesia. Selesai tayangan dilanjutkan pemaparan oleh Ustadz Syaiful Islam yang mengungkap kerusakan demokrasi sebagai sistem dari korporasi, oleh korporasi untuk korporasi.

“Nabinya demokrasi Socrates dan Plato saja mengkritik demokrasi, lantas dengan alasan apa kaum muslimin mendukung demokrasi?” Ujar Syaiful. Ketua DPD II HTI Palembang ini kemudian menegaskan demokrasi sangat bertentangan dengan Islam dalam segala hal hingga dalam masalah Aqidah, karena demokrasi dibangun di atas asas atau aqidah sekulerisme, memisahkan agama dari kehidupan.

Pembicara lain, Mahmud Jamhur memaparkan kerusakan sistem ekonomi liberal. Dikatakannya demokrasi dan sistem ekonomi kapitalisme memiliki hubungan sangat erat.

“Kolaborasi antara demokrasi dengan kapitalisme meniscayakan adanya persekutuan antara penguasa dan pengusaha, atau penguasa sekaligus sebagai pengusaha” Papar Mahmud. Bahaya terbesar yang dihasilkan dari kerja sama keduanya adalah hadirnya Negara Korporasi. Negara Korporasi adalah Negara yang dihela oleh persekutuan antara kelompok politikus dan kelompok pengusaha. Dalam Negara korporasi, Negara dijadikan sebagai instrumen atau kendaraan bisnis. Keputusan-keputusan politik, lebih mengabdi kepada kepentingan para pemilik modal dan asing, dan mengabaikan kepentingan rakyat.

Bagian akhir konferensi ditutup dengan pidato politik yang disampaikan salah seorang Anggota DPP HTI Ir. Heru Binawan. Pada pidatonya Heru mengajak umat islam untuk mencampakkan demokrasi dan sistem ekonomi liberal. Alasannya, sistem tersebut adalah sistem kufur dan terlahir dari ideologi kapitalisme yang kufur. Prinsip dasar demokrasi adalah kedaulatan rakyat. Konsekuensinya, otoritas menetapkan hukum di tangan rakyat yang diwakili oleh lembaga legislatif. Padahal, otoritas menetapkan hukum dan menghalalkan dan mengharamkan segala sesuatu adalah hak Allah SWT.

“Ingatlah, ibarat kereta, ideologi dan sistem kufur adalah lokomotif yang membawa gerbong-gerbong kemaksiatan, kemungkaran, dan kedzaliman yang semuanya berujung pada kerusakan.” Katanya. Heru mengatakan sesungguhnya islam telah memiliki system pemerintahan sendiri, yakni khilafah. Maka pada kesempatan ini, Hizbut tahrir kembali mengajak seluruh kaum muslimin untuk berjuang menegakkan khilafah.

“Wahai kaum Muslimin, sambutlah ajakan perjuangan ini dengan penuh semangat. Songsonglah berita gembira Rasulullah SAW akan tegaknya kembali khilafah dengan berjuang bersama Hizbut Tahrir untuk menegakkan khilafah.” Pungkas Heru.[] MI Sumsel

Felix Siauw

KIP Palembang

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*