HTI Press, Bengkulu. Pagi itu Selasa, 27 Mei 2014 suasana di Kota Bengkulu tampak seperti biasanya. Namun, ada yang berbeda di suatu lokasi yang beralamat di Jl. Jenderal Sudirman Pintu Batu kota Bengkulu, yaitu di Hotel Samudra Dwinka.
Di aula Hotel yang berkapasitas sekitar 1000 orang yang masih dalam tahap pembangunan tersebut, perlahan sejak pagi mulai didatangi oleh beberapa orang secara terus-menerus. Mereka adalah para panitia serta undangan sebuah acara akbar yang diselenggarakan oleh Hizbut Tahrir Indonesia. Acara serupa diselenggarakan di 70 kota di seluruh Indonesia pada waktu yang hampir bersamaan yaitu tanggal 27 Mei – 1 Juni 2014. Itulah acara Konferensi Islam dan Peradaban 1435H.
Acara dimulai sekitar jam 9 pagi. Para peserta yang datang rela berbaris untuk mengantri registrasi terlebih dulu. Tampak peserta datang dari berbagai wilayah di Kota Bengkulu, termasuk dari sejumlah daerah di Provinsi Bengkulu seperti: Muko-muko, Kaur, Kepahyang, Argamakmur, Lebong dan Ketahun. Bahkan pihak panitia mendapatkan info ada peserta yang rela menempuh perjalanan sejauh 300 km naik motor dan harus bermalam di mesjid karena sudah terlalu malam di jalan.
Dari kalangan tokoh dan organisasi tampak hadir beberapa orang seperti: Ustadz Baharudin Soleh, Ustadz Jatar, Ibu Hj SuwarniAhza (MUI), Dra Hj. Purnia Hasanah, M.Pd (penasihat KOHATI), Dra. Hj. Nurjannah Sutrisno (Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah), Rosdiati (Ketua BKMT Kecamatan Sungai Serut), Nahita (Ketua Permata Bumi Ayu), utusan dari FORSAP kota dan provinsi.
Acara dibuka oleh MC Aprizen Ikhlas dan dilanjutkan dengan pembacaan tilawah oleh Putra Andika. Setelah itu penyampaian sambutan oleh ketua DPD 1 HTI Bengkulu Budi Utomo, S.E, barulah kemudian memasuki acara inti yaitu penyampaian pidato politik yang pertama kali oleh Ardinsyah Yun, M.A. (HTI Bengkulu) dengan tema, “Demokrasi: Dari Korporasi, oleh Korporasi, untuk Korporasi”. Setelah itu pidato politik kedua yang disampaikan oleh Septri Widiono, M.Si. yang mengangkat tema, “Sistem Ekonomi Liberal: Sistem Rusak yang Menghasilkan Kerusakan dan Kesengsaraan.” Terakhir adalah pidato politik Hizbut Tahrir Indonesia yang disampaikan langsung oleh Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia H.M. Ismail Yusanto, M.M. Acara juga diselingi dengan pemutaran dokusinema.
Acara berakhir sekitar jam 12.00 wib. Acara masih dilanjutkan dengan acara ramah-tamah, makan siang bersama antara pembicara dan peserta VVIP setelah shalat zuhur.
Acara ramah-tamah dikemas dalam bentuk talkshow yang dipandu oleh Hedra Meyga Utama, S.H. Pada sesi ini tampak hadir mantan wakil gubernur Bengkulu yang juga merupakan ulama kota Bengkulu, Ustadz Syamlan, L.c. bersama peserta yang lain yang begitu antusias memberikan pertanyaan seputar ide dan kegiatan Hizbut Tahrir. Bahkan ketika Jubir HTI bertanya apakah mereka siap dibina dan ikut berjuang bersama Hizbut Tahrir untuk menegakkan syariah dan Khilafah, hampir semua peserta berteriak bersedia dan siap.
Acara ramah-tamah ini berlangsung sampai jam 16.00 wib. Acara ditutup oleh testimoni Ustadz Syamlan, L.c.
[] MI HTI Bengkulu
Allahuakbar