HTI Press, Semarang. Meski tidak dijajah secara fisik, justru kondisi umat Islam Indonesia kini lebih menyakitkan, karena tidak sadar sedang dijajah sehingga tidak memberikan perlawanan. “Karena penjajahan pasca proklamasi kemerdekaan berupa penjajahan dibidang politik, ekonomi dan kebudayaan yang mengakibatkan mereka tidak sadar atas penjajahan terhadap mereka,” ungkap Humas Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Jawa Tengah Brojo P Laksono saat memberikan pidato sambutan dalam Konferensi Islam dan Peradaban (KIP), Kamis (29/5) di Gedung Dewaruci Amni, Semarang.
Kondisi itu, membuat mereka semakin sengsara. “Dan lebih menyakitkannya mereka seakan tidak punya alasan untuk melawan penjajahan ini,” tegasnya di hadapan sekitar 2000 peserta konferensi.
Menurut Brojo, penjajahan ini tidak akan pernah lenyap hanya dengan berganti rezim, melainkan sistemnya juga harus diganti. Beliau menjelaskan juga bahwa perubahan sistem itu harus menuju ke sistem yang terbaik yaitu Khilafah yang akan menerapkan syariah.
Di akhir sambutannya, ia mengingatkan kepada seluruh peserta bahwa manusia pasti akan mengalami sebuah peristiwa yang akan menandai akhir kehidupannya di dunia yang fana ini menuju kehidupan yang abadi di akhirat, yaitu kematian.
“Dan sesungguhnya yang pasti kita temui itu semakin dekat. Oleh karena itu dengan rasa persaudaraan sesama Muslim, kami menyeru kepada seluruh peserta untuk ikut bersama-sama masuk dalam barisan pejuang syariah dan khilafah. Sebuah perjuangan melaksanakan kewajiban yang agung yang menjadi beban bagi kita semua,” pungkasnya.[] MI Semarang/Joy