1100 Masa HTI Penuhi Gedung Sultan Kuning Hadiri Konfrensi Islam dan Peradaban

HTI Press, Tabalong. Tak kuranga dari 1100 peserta Konfrensi Islam dan Peradaban (KIP) yang digelar Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Banua Enam memenuhi Gedung Sultan Kuning, Rantau, Kabupaten Tabalong.

Peserta kegiatan Ahad (1/6) kemarin itu, berdatangan dari sejumlah kabupaten. Yaitu, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Utara, Balangan dan kabupaten terujung utara di Kalimantan Selatan, Kabupaten Tabalong. Selain Tapin sendiri.

Mulai dari resgistrasi, sampai selesai acara yang dibalut doa, semua peserta mengikuti dengan seksama, KIP bertema Indonesia milik Allah. Baik setiap materi, sampai sajian video pun menegaskan bahasan negeri kaya ini adalah hanya milik Allah.

Kalangan ulama, tokoh masyarakat dan masyarakat umum. Orang tua, remaja dan anak-anak. Pria dan wanita terlihat di acara yang dimulai pukul 09.00 Wita HTI Banua Enam, menyongsong tegaknya khilafah Islamiyah.

Ada tiga pembicara KIP, Ustad Dr Alimuddin Yusuf Ibrahim, Ustd Lutfi Hidayat dan Ustd Abdul Wahab. Sebelum mereka sampaikan materi pekik takbir peserta seolah membahana di setiap sudut gedung. Pasalnya, gedung yang biasa digunakan futsal itu penuh sesak.

Selain itu, sebelum tiga materi berbicara tentang Indonesia milik Allah, pembacaan Alquran surah Al Baqarah 284 dialunkan menggugah ruhiyah peserta lebih dulu. Serta, penyampaian sambutan Ustad Wahyudi Ibnu Yusuf mewakili DPD I Kalsel.

Ia mengatakan, meski secara fisik dan budaya negeri ini terlihat merdeka, tapi penjajahan masih terjadi. Sebagaimana negeri-negeri muslim lainnya, masih dijajah.

“Indonesia masih terjajah. HTI pernah mengopinikan secara masif melakukan opini bahwa Indonesia terjajah karena ekonomi liberarisasi asing yang mengusai sumber daya alam,” sebutnya.

Menurutnya, jika masih terjajah itu merupakan kejahatan. Karenanya, sistem demokrasi dan liberal yang dilakukan kalangan kapitalis harus disampaikan di KIP.

“HTI mengajak umat untuk tidak menerapkan demokrasi dan sistem liberal. Tetapi harus melakukan perubahan. Tidak hanya perubahan orang, tapi perubahan sistem. Sistem khilafah dan ekonomi islam.

Sudah saatnya demokrasi dicampakan dalam keranjang sampah peradapan,” tegasnya.

Tidak lupa, diakhir sambutan dipertegas, sebelum azab menjemput, dia mengajak untuk berjuang menegakan syariah. Karena itu kewajiban dari Zat Yang Maha pemberi hidup dan mati.

Memasuki materi inti, Ustad H Abdul Wahab menjadi pembicara pertama. Ia menjelaskan, demokrasi membawa kerusakan. Kerusakan pertama, satu orang satu suara. Tidak peduli ustad atau bukan suaranya sama. “Tidak perlu dia punya ilmu pengetahuan atau tidak, tidak dilihat. Suaranya sama,” tegasnya.

Suara mayoritas yang menjadi penentu kebenaran pun dinilai rusak. Apa lagi kedudukan sebagian besar suara orang itu disogok, maka sudah pasti menjadi rusak.

“Demokrasi itu mahal, klo nyalek bayar dulu. Klo orang tidak punya modal, maka ada pengusaha yang memodali, sehingga ketika duduk kebijakannya menjadi miliki pengusaha yang membiayai. Jadi ini disebut kebijakan menjadi milik korporasi. Jadi perjuangan di sistem demokrasi adalah, dari korporasi, oleh korporasi dan untuk korporasi,” terangnya.

Diingatkan ke peserta, demokrasi bertentangan dengan islam, bagi umat muslim harus meninggalkan demokrasi. “Saatnya khilafah menggantikan demokasi dan mulai kita campakan sistem demokrasi ini. Karena menjadikan umat muslim di seluruh dunia tidak menjadi umat yang terbaik,” ujarnya.

Pembicara berikutnya, Ustd Lutfi Hidayat juga menghantam demokrasi. Dipertegasnya, demokrasi melahirkan sistem kapitalisme. Karena demokrasi itu mahal, orang mau nyaleg minimal jutaan rupiah. Jadi pasti mahal. Karena itu demokrasi harus ditopang ekonomi kapitalis.

“Seolah dua sisi mata uang. Karena keduanya saling berkaitan. Demokrasi dijalankan oleh penguasa dan kapitalis dijalankan oleh pengusaha. Sehingga adanya kerjasama antara penguasa dan pengusaha, menjadikan sebuah sistem kehidupan,” terangnya.

Bahaya kerjasama dengan ekonomi kapitalisme dan demokrasi lahir menjadi negara korporasi. Istilah negara korporasi ini disimpulkan yang menjadi biang kerok. Bukan karena sekelompok masyarakat, tetapi negara yang dikendalikan pengusaha. Itu dimaksudkan untuk meraih keuntungan dan bisnis.

Negara korporasi terbesar dunia adalah Amerika, tapi mereka ditolak masyarakat mereka sendiri. Kata rakyat amerika, kami ini 99 persen dihancurkan oleh 1 persen penduduk Amerika. Itu terjadi saat krisis.

“Ini sesungguhnya dari sistem politik dari para pengusaha kelas kakap di Amerika. Pengaruh korporasi itu juga mempengaruhi kebijakan luar negeri, dengan cara melakukan penjajahan ke negeri islam,” paparnya.

Ia mencontohkan Irak. Negeri seribu satu malam itu dituduh memiliki senjata pemusnah masal, tapi ternyata tidak ada. Biegut pula alasan ingin menghilangkan Sadam Husin yang diktator, tapi nyatanya tidak. “Alasan kuatnya adalah bisnis senjata, bisnis infrastruktur dan bisnis minyak. Keluarga Bush itu pengusaha minyak, jadi penyerangan dilakukan berdasarkan bisnis minyak,” imbuhnya.

Selebihnya, untuk kawasan Indonesia, Ustad Lutfi membeberkan tentang blok minyak dan gas di Cepu Jawa Tengah dikuasai asing. Yakni perusahaan asing, Prancis. Selain juga tambang enam Freetfort yang tambangnya sangat kaya, jika semua rakyat Indonesia dibagi emasnya bisa mendapatkanemas berton-ton per kepala.

“Jadi sudah saatnya negeri ini diatur dalam sistem khilafah Islamiyah,” katanya.

Ustad Alimuddin Yusuf Ibrahim, dari DPP Pusat juga menguatkan demokrasi adalah biang dari kerusakan dan kebobrokan. Bisa dilihat dari banyaknya kemaksiatan yang terus meningkat. Kejahatan tidak hanya dari kangan dewasa, tapi juga anak-anak. Keboborakan yang meningkat itu karena tidak diterapkan sistem islam. Padahal islam mengatur semuanya.

“Pembuat hukum itu hanya milik Allah, jadi jangan dijadikan demokrasi sebagai asas undang-undang. Sesungguhnya islam punya sistem pemerintahan sendiri, yaitu khilafah. Islam bukan reprublik, bukan federasi, bukan kerajaan,” jelasnya.

Dipaparkannya, khilafah adalah kepemimpinan umat muslim se dunia, semua muslim harus menjadi satu. Baik di kalimantan dan lainnya semua harus menjadi bagian dari Islam.

Kewajiban menegakan khilafah dijelaskan dalam dalil. Sebagaimana yang disampaikan Rasul SAW, bahwa setelah jaman kenabian ada khilafah. Lalu sahabat nabi pun melanjutkannya dengan mengangkat khalifah.

“Untuk perjuangan saat ini ada janji Allah akan tegaknya khilafah. Yaitu, adanya bisyaroh yang menjelaskan takluknya konstantinopel ke tangan kaum muslim, dan berikutnya adalah Roma. Hanya saja Roma belum, sehingga saat ini sudah waktunya untuk ditaklukan,” tegasnya.

Setiap penyampaian para ustad ditambah dengan tayang video penjelasan kewajiban tegaknya khilafah melalui layar proyektor berukuran 8 x 7 meter. Dimana menegaskan Bumi, Indonesia adalah milik Allah. []MI HTI Banua Enam

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*