HTI Press, Tasikmalaya. “Selama Indonesia masih menerapkan sistem demokrasi, maka sumber daya alam (SDA) yang ada di Indonesia akan terus menerus dikuras habis oleh korporasi besar,” ujar. Dimas Prasetya, pengurus DPD I Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Jawa Barat dalam Konferensi Islam dan Peradaban (KIP)1435 H, Ahad (1/6) di Graha Asia Plaza Lt 2, Kota Tasikmalaya.
Karena sistem politik demokrasi emang memberikan celah yang lebar bagi masuknya intervensi korporasi dalam menguasai SDA. “Melalui mekanisme demokrasi, akan tercipta negara yang berslogan dari korporasi, oleh korporasi dan untuk korporasi” tegasnya.
Sedangkan Agus Hendri Nurullah, Ketua DPD II HTI Kota Tasikmalaya, menegaskan langgeng dan kuatnya pengaruh korporasi tak bisa dilepaskan pula dari mekanisme ekonomi yang berpijak pada ekonomi liberal. “Sistem Ekonomi Liberal sangat ampuh untuk memuluskan penjajahan korporasi asing di negeri ini” tambahnya.
Sekitar 2000 warga Tasikmalaya , Ciamis, Banjar dan Pangandaran semangat mengikuti acara, itu dibuktikan dengan turut meneriakkan yel-yel dan tidak beranjaknya sebelum acara usai. Bahkan untuk menghadiri acara tersebut peserta dari Pangandaran harus berangkat dari rumah sejak pukul 03-an dinihari.
Adanya kabar yang menyatakan acara ini dibubarkan paksa tidak benar sama sekali. Alhamdulillah, dengan dibantu pihak kepolisian dalam pengamanannya acara ini berlangsung sukses dan aman, sesuai dengan rencana, acara ini ditutup jam 11.30.
Tudingan yang menyatakan bahwa agenda Konfrensi Islam dan Peradaban ini mengancam keutuhan bangsa Indonesia, ditepis oleh Muhammad Ismail Yusanto, Jubir HTI, yang hadir dalam acara tersebut.
“HTI konsisten menolak sistem ekonomi liberal, penjualan asset-aset negara, dan eksploitasi kekayaan alam Indonesia dan disintegrasi Indonesia, semestinya, tudingan anti Pancasila itu diarahkan pada mereka yang tunduk pada kepentingan asing” katanya saat konferensi pers usai acara kepada Harian Umum Pikiran Rakyat dan media lokal lainnya. []MI Tasikmalaya/Joy