Serangkaian kematian misterius dari balkon di Mesir menunjukkan adanya suatu konspirasi. Ketika berita tentang kematian seperti ini pertama kali diberitakan atas seorang blogger Mesir yang produktif Bassem Sabry pada tanggal 30 April, masyarakat Mesir merasa terkejut dan berduka.
Sabry baru berusia 31 tahun, tetapi negara itu merasa kehilangan seorang advokasi demokrasi dan hak- hak sipil yang kuat saat kritis pasca- revolusi hanya beberapa minggu sebelum dimulainya kampanye pemilihan presiden. Namun, apa yang memicu kegilaan rumor dan spekulasi ini adalah cara kematian yang menimpa aktivis muda itu.
Sabry dilaporkan tergelincir ” karena kecelakaan” dari balkon lantai 10 di Kairo. Di sebuah negara yang telah menyaksikan beberapa “kematian dari balkon” yang misterius yang menimpa beberapa tokoh selama beberapa dekade terakhir, ada alasan cukup untuk mulai membayangkan skenario alternatif yang lebih dramatis.
Apakah pengaruh Sabry, yang punya follower lebih dari 100, 000 pengikut di Twitter, dihilangkan oleh negara itu dan menjalar kepada tindakan aparat intelijen? Ataukah anak muda itu menjadi korban konstruksi bangunan yang buruk?
Portal online Timur Tengah melaporkan bahwa blogger itu ” tewas dalam keadaan yang mencurigakan”. Keluarga Sabry dan teman-teman dekatnya dengan cepat bungkam atas kemungkinan teori konspirasi dan menyampaikan blogger itu tidak tahan menderita diabetes yang akut, dan kasus inipun ditutup. Apakah memang begitu? (aljazeera.com, 2/6/2014)