Sesungguhnya menegakkan sistem Khilafah dan berhukum dengan apa yang telah diturunkan Allah, dalam persoalan kecil dan besar adalah kewajiban, bahkan bukan sekedar kewajiban. Masalah kewajiban ini jelas dan terang, sehingga tidak sedikitpun membuat bimbang. Bahkan lebih dari tiga belas abad negeri-negeri kaum Muslim ada dalam naungannya. Dan selama itu, orang-orang beriman menemukan kebahagiaan dan kemuliaannya. Sebaliknya, para musuh Islam terkapar dan terhinakan. Kewajiban ini dengan tegas diperintahkan oleh Allah SWT dengan firman-Nya:
وَأَنِ احْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ وَاحْذَرْهُمْ أَنْ يَفْتِنُوكَ عَنْ بَعْضِ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ إِلَيْكَ
“Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu.” (TQS. Al-Māidah [5] : 49).
Juga secara tegas diperintahkan oleh Rasulullah saw melalui sabdanya:
«كَانَتْ بَنُو إِسْرَائِيلَ تَسُوسُهُمْ الْأَنْبِيَاءُ كُلَّمَا هَلَكَ نَبِيٌّ خَلَفَهُ نَبِيٌّ وَإِنَّهُ لَا نَبِيَّ بَعْدِي وَسَيَكُونُ خُلَفَاءُ فَيَكْثُرُونَ قَالُوا فَمَا تَأْمُرُنَا قَالَ فُوا بِبَيْعَةِ الْأَوَّلِ فَالْأَوَّلِ»
“Dahulu Bani Israel, (urusan) mereka dipelihara dan diurusi oleh para nabi, setiap kali seorang nabi meninggal digantikan oleh nabi yang lain. Sesungguhnya tidak ada nabi lagi sesudahku. Sementara yang akan ada adalah para khalifah, yang jumlah mereka banyak. Mereka (para sahabat) berkata: ‘Lalu apa yang engkau perintahkan kepada kami?’ Rasulullah saw bersabda: “Penuhilah baiat yang pertama lalu yang pertama.” (HR. Bukhari dari Abu Hurairah ra).
Begitu juga, bahwa berjuang untuk menegakkannya adalah kewajiban yang akan menyelamatkan orang yang memperjuangkannya dari siksa neraka. Rasulullah saw bersabda:
«مَنْ خَلَعَ يَدًا مِنْ طَاعَةٍ لَقِىَ اللَّهَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لاَ حُجَّةَ لَهُ وَمَنْ مَاتَ وَلَيْسَ فِي عُنُقِهِ بَيْعَةٌ مَاتَ مِيتَةً جَاهِلِيَّةً»
“Siapa saja yang melepaskan tangan dari ketaatan, niscaya ia akan menjumpai Allah pada hari Kiamat kelak tanpa memiliki hujjah. Dan siapa saja yang mati sementara dipundaknya tidak ada baiat, maka ia mati seperti kematian jahiliyah.” (HR. Muslim dari Abdullah ibn Umar ra)
Sementara baiat di sini tidak ada kecuali terhadap Khalifah. Sedang “kematian jahiliyah” adalah sindiran (kināyah) tentang besarnya dosa yang akan ditimpakan kepada siapa saja yang tidak memperjuangkan tegaknya Khilafah.
Sumber: hizb-ut-tahrir.info, 28/5/2014.