Sebuah laporan yang dimuat surat kabar Israel Yedioth Ahronoth mengatakan bahwa rezim al-Sisi telah mendapat penawaran rahasia dari Israel.
Menurut komentator surat kabar urusan militer Ron Ben-Yishai, Israel mempertahankan “hubungan rahasia” dengan Al-Sisi dan rezim Arab lainnya yang memiliki kepentingan bersama dengan Israel.
Laporan tersebut memuji Al-Sisi karena tidak mengundang Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam upacara pelantikan presiden pada hari Minggu. Hal itu menunjukkan bahwa ketidakstabilan di Mesir dan dunia Arab membutuhkan “tingkat ketenangan” dalam hubungan timbal balik dengan Kairo, dan bahwa kebijakan ini juga harus diperluas bagi para sekutu Arab lainnya untuk mempertahankan hubungan “di bawah meja”.
“Israel harus menangkap peluang yang diperoleh setelah Musim Semi Arab untuk membangun dan mengembangkan hubungan baik dengan negara-negara tetangganya,” kata laporan itu. “Namun, pada saat yang sama, negara itu harus berhati-hati untuk tidak tampak terlalu bersahabat dengan satu negara Arab. Saat ini setiap hubungan antara Israel dan rezim Arab tidak perlu ditampilkan secara terbuka. Yang kita perlu adalah mengembangkan hubungan kita untuk mengalahkan tujuan mereka.”
Laporan itu menambahkan bahwa Mesir harus dianggap sebagai “faktor stabilisasi di kawasan itu” karena komitmennya terhadap perjanjian damai.
Mengenai hubungan dengan Arab Saudi, Israel memiliki kepentingan pemulihan ekonomi Mesir, tambahnya. “Namun, Israel tidak perlu mengungkapkan hubungan dekatnya dengan negara-negara Arab.”
“Dalam praktiknya, sejak terjadinya huru-hara di negara Arab, hubungan semi-kemitraan yang tenang telah muncul antara Israel, Yordania, Arab Saudi dan Mesir. Namun, kita tidak boleh mengumumkannya dengan lantang. Mengapa? Karena ada kemungkinan perekonomian Mesir akan terus memburuk, kemudian kemarahan rakyat Mesir akan beralih ke Israel, dan mungkin tentara Mesir harus bertindak.”
Penulis menyerukan “pola pikir baru atas keamanan Israel” berdasarkan “kemitraan yang tenang” dengan wilayah tersebut.
Dia menyimpulkan bahwa rezim al-Sisi adalah sebuah kasus yang unik. “Ini karena Israel memiliki kunci akses ke AS dan setiap bantuan militer dan ekonomi dari negara itu. Adapun rezim Mesir memiliki kunci untuk menenangkan perbatasan barat Israel.” (middleeastmonitor.com, 9/6/2014 )
semoga musuh” Allah segera di azab, agar tidak ada lagi orang yang menyakiti kaum muslimin..