Imam Bukhari rahimahullāh (semoga Allah merahmatinya) meriwayatkan dari Abu Hurairah ra yang berkata bahwa Rasulullah saw bersabda:
إِذَا ضُيِّعَتْ الْأَمَانَةُ فَانْتَظِرْ السَّاعَةَ قَالَ كَيْفَ إِضَاعَتُهَا يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ إِذَا أُسْنِدَ الْأَمْرُ إِلَى غَيْرِ أَهْلِهِ فَانْتَظِرْ السَّاعَةَ
“Apabila amanah telah disia-siakan, maka tunggulah saat-saat kehancurannya”. Salah seorang bertanya: “Bagaimana bentuk menyia-nyiakan amanah itu, wahai Rasulullah?” Beliau bersabda: “Apabila urusan itu diserahkan (dipercayakan) kepada orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah saat-saat kehancurannya”.
Al-Kirmani berkata: “Maksud dari kata al-amr, yaitu semua jenis perkara (urusan) yang terkait dengan agama, seperti Khilafah, kepemimpinan (al-imārah), peradilan (al-qadhā’), jabatan mufti, dan lainnya”.
Ia juga berkata bahwa arti dari “urusan itu diserahkan (dipercayakan) kepada orang yang bukan ahlinya” adalah sesungguhnya para imam itu telah diberi amanah oleh Allah kepada para hamba-Nya; dan mereka diwajibkan memberikan nasihat kepadanya. Oleh karena itu, wajib bagi umat Islam menyerahkan kekuasaan kepada orang yang ahli (mengerti betul) tentang agama. Sehingga, apabila mereka menyerahkannya kepada orang yang bukan ahli (tidak mengerti) agama, maka sungguh mereka telah menyia-nyiakan (merusak) amanah yang telah diberikan Allah kepada mereka”.
Sungguh, saat ini, kami hidup di zaman dimana pemerintahan—perkara terpenting—diserahkan kepada orang-orang yang bukan ahlinya (tidak layak menduduki jabatan penting itu), yaitu para penguasa pengkhianat, seperti yang kami dengar dan kami lihat sendiri tentang pengkhianatan mereka. Mereka tidak layak memimpin pemerintahan. Sebab, kaum kafir penjajahlah yang telah mengangkat mereka, dan menjadikan mereka berkuasa di tengah-tengah kaum Muslim.
Mereka telah menghina kaum Muslim dengan siksaan (kesengsaraan) yang sangat buruk, dan mereka memerintah kaum Muslim dengan kekufuran yang nyata. Mengingat mereka tidak mampu mengatur kembali tali sepatu ketika tali sepatu itu dirusak (mereka tidak memberi manfaat pada umat Islam). Mereka menyerupai para penguasa dan menyerupai orang-orang biasa. Maka, melalui mereka dan sebab mereka itulah amanah demi amanah disia-siakan; dan pengkhianatan demi pengkhianatan dilakukan. Mereka mendapatkan kekuasaan dari setiap orang yang rela dengan keburukan demi keburukan yang mereka lakukan, yaitu orang-orang yang mengikuti mereka dan orang-orang yang ridha kepada mereka; serta orang-orang yang tidak mengingkari setiap perbuatan salah (penyimpangan) yang mereka lakukan, yaitu di antara para ulama dan yang menyerupai ulama, para mufti, para qadhi (hakim), dan yang lainnya.
Mereka itu adalah orang-orang yang telah mengkhianati Allah, Rasulullah, dan kaum Muslim. Mereka telah mengkhianati amanah yang diberikan kepada mereka, sedang mereka sadar dan mengerti akan kewajibannya atas amanah itu. Mereka itu adalah orang-orang yang memperolok-olok ayat-ayat Allah; mereka mengubah dan menyelewengkan firman Allah (hukum-hukum Allah) dari tempat yang sebenarnya. Mereka itu adalah orang-orang yang lalai, kurang hati-hati, abai, pura-pura lupa, dan menyia-nyiakan amanah, yaitu amanah kekuasaan dan amanah ilmu.
Oleh karena itu, jangan sekali-kali bermimpi amanah itu akan kembali ke muka bumi, kecuali apabila perkara (urusan umat ini) telah diserahkan kepada ahlinya (orang-orang yang layak untuk itu). Mereka itu adalah orang-orang yang mengerti agama dan menyerukan tegaknya amanah dengan mendirikan negara Khilafah Ala Minhaji Nubuwah yang kedua kalinya. Sebab hanya dengan berdirinya negara Khilafah amanah-amanah itu akan terwujudkan, dan pengkhianatan-pengkhianatan akan dapat dilenyapkan. Ya Allah, jadikanlah berdirnya negara Khilafah itu dekat, dan jadikanlah kami sebagai tentara-tentaranya, serta penolong-penolongnya.
Sumber: hizb-ut-tahrir.info, 10/6/2014.