HTI Press. Makassar– Jumat (27/6) DPD 1 HTI Sulsel mengadakan Tabligh Akbar dengan tema Indonesia Milik Allah Terapkan Hukum Allah, Marhaban Ya Ramadhan. Kegiatan ini diadakan di mesjid agung 45 dan di hadiri ratusan peserta dari berbagai kalangan. Dalam kegiatan tersebut, hadir para pemateri di antaranya Ust. H. Mustari Ago, Ust. Nasruddin Linggi Allo, dan Ust. Dirwan Abd. Jalil.
Membuka tausyiah pertama, Ust. Nasruddin Linggi Allo mengatakan bahwa bulan ramadhan adalah bulan mulia. Orang-orang yang telah melewati dan menjalani bulan suci ramadhan seharusnya menjadi manusia yang mulia.
“Ramadhan adalah bulan mulia dan dalam bulan ramadhan memang telah diturunkan cara untuk memuliakan manusia, sebagaimana firman Allah dalam al- Qur’an surah Al Baqarah ayat 185” tuturnya.
beliau kembali menambahkan bahwa pada faktanya, umat manusia saat ini telah berada dalam tingkat kehinaan luar biasa bahkan jauh lebih hina dari hewan. Semua itu karena manusia telah hidup dalam sistem demokrasi dan meninggalkan syariat islam.
Ust. H. Mustari Ago sebagai pemateri berikutnya juga membahas Ramadhan sebagai bulan di turunkannya al-Qur’an. Beliau mengatakan bahwa sudah sangat jelas tujuan diturunkannya al-Qur’an sebagai petunjuk dan pembeda antara yang haq dan bathil. Beliau juga mengatakan manusia semakin modern semakin keliru. umat saat ini kerap berbeda dalam menentukan 1 syawal dan 1 ramadhan, padahal teknologi saat ini sudah sangat canggih. Perbedaan umat Islam ini menurut mubaligh Sulsel ini, dikarenakan umat islam telah meninggalkan al-Qur’an.
Humas DPD I HTI Sulsel Ust. Dirwan abdul jalil selaku pemateri terakhir dalam paparan awalnya mengatakan bahwa tujuan Tabligh Akbar ini di selenggarakan adalah untuk mengingatkan umat islam bahwa indonesia milik Allah, maka seharusnya Syariat Islamlah yang diterapkan di indonesia. Dari serangkaian acara yang telah dilaksanakan oleh HTI mulai dari diskusi publik hingga acara akbar seperti KIP yang baru saja dilaksanakan dan di hadiri ribuan peserta, tujuannya hanya satu yakni sebagai wujud bertakarruf kepada Allah SWT. takarruf yang beliau maksudkan yaitu wujud ketaatan kepada Allah dan Rasulnya dan kerinduan kepada tegaknya Syariah Dan Khilafah. Beliau juga mengatakan bahwa implementasi dari sifat takarruf yang benar adalah mendahulukan perbuatan yang wajib dibanding sunnah. Dan perjuangan penegakkan hukum Allah termasuk perkara wajib yang paling utama.
Seluruh pengisi tausyiah tabligh akbar sepakat bahwa umat islam harus selalu menyeru kepada seluruh lapisan masyarakat untuk kembali manjadikan aturan islam sebagai satu – satunya aturan yang diterapkan dalam seluruh aspek kehidupan guna mengembalikan manusia kepada kodratnya sebagai Khalifah dimuka bumi. [] MI Sulsel/Rifai