Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Muhammad Ismail Yusanto menegaskan membantu Palestina tidak cukup dengan makanan, obat-obatan dan bantuan dana untuk pembangunan infrastruktur tetapi juga harus mengerahkan militer melawan Israel.
“Baguslah dengan mengirim makanan, obat-obatan, dana untuk rekonstruksi bangunan. Tapi ingat, itu semua untuk korban. Tetapi untuk penimbul korban yang telah melakukan agresi militer? Solusinya ya harus militer!” tegasnya kepada mediaumat.com, Sabtu (12/7).
Kalau tidak, Israel akan kembali menyerang. Serangan kemarin kan bukan yang pertama dan juga tidak gejala yang menunjukkan jadi yang terakhir. Pasalnya, Israel tidak mengerti bahasa diplomasi atau pun resolusi yang mereka tahu adalah agresi dan inkar janji. “Ini memang menjadi bagian dari tabiat mereka. Mereka itu adalah orang-orang yang jahat dan zhalim sehingga dengan mudah membunuh siapa saja yang dianggap mengahalangi keinginan atau cita-cita mereka,” ujarnya.
Palestina di mata mereka seperti duri dalam daging yang menghalangi mereka menguasa tanah yang mereka klaim sebagai Tanah yang Dijanjikan. Oleh karena itu kalau mereka ada kesempatan sedikit saja atau ada alasan sedikit saja maka mereka akan segera menyerang Palestina. “Jadi motif Israel dalam setiap serangan ke Palestina adalah ingin menghapus Palestina dari wilayah yang mereka sebut sebagai Tanah yang Dijanjikan,” katanya.
Karena itu, Hizbut Tahrir di berbagai negara bolak-balik mengingatkan kepada penguasa di negeri-negeri Muslim yang tergabung dalam OKI untuk mengirim tentara ke sana. Kalau satu negara mengerahkan 500 tentara saja, dari 50 negara OKI itu sudah 25.000 tentara. Cukuplah untuk menghajar zionis Israel.
“Tapi ini kan tidak mungkin terjadi! Karena Israel bertindak seperti itu atas dukungan Amerika. Sedangkan para penguasa negeri Islam berkuasa atas dukungan Amerika. Karena itu mereka tidak pernah berani bertindak apa pun!” tegasnya.
Maka itulah pentingnya perjuangan yang dilakukan untuk tegaknya kembali khilafah. karena khilafah menyatukan umat. “Dengan kesatuan itu kita menjadi kuat, dengan kekuatan itu akan menghentikan kebiadaban zionis Israel, bukan hanya menghentikan bahkan melenyapkan negara Israel dari peta Palestina dan mengembalikan tanah kharajiah Palestina kepada kaum Muslimin,” kata Ismail.
Ismail juga mengingatkan umat, ahlul fa’aliyat (tokoh yang berpengaruh) dan ahlul quwwah (pemilik kekuatan/militer) mengalihkan dukungannya dari penguasa negeri Muslim yang dzalim kepada Hizbut Tahrir untuk bersama-sama menegakkan khilafah.
Karena mengerahkan tentara kan memang keputusan penguasa negeri Muslim. Tetapi kalau menegakkan khilafah ini bagiannya umat. “Dalam arti, dengan dakwah umat semakin sadar kemudian akan ada dukungan dari ashabul fa’aliyat, kemudian ada dukungan dari ahlul quwwah, insya Allah khilafah akan tegak,” pungkasnya. (mediaumat.com, 12/7/2014)