HTI Press,Bandung. HTI DPD I Jawa Barat mengadakan FGD Tokoh Jawa Barat Sabtu (12/07) di Kantor HTI DPD I Jawa Barat, Jl. Jakarta 41 Bandung. Hadir sebagai nara sumber Yahya Abdurrahman (Ketua LS DPP HTI) dengan mengangkat tema, Indonesia Pasca Pilpres. Diskusi ini merupakan respon HTI Jawa Barat terkait kondisi Indonesia pasca pemilihan dan kepemimpinan yang ada di Indonesia.
Dari hasil Quick Count Pilpres menunjukkan beberapa survei yang memenangkan masing-masing dua belah pihak. Puskaptis, JSI, LSN dan IRC memenangkan Prabowo. Sementara Litbang Kompas RRI, SMRC, CSIS-Cyrus, LSI, IPI, Poltracking Institut dan Populi Center memenangkan Jokowi.
Dari hasil Quick Count tersebut masing-masing telah melakukan klaim kemenangan. Jokowi melakukannya di Tugu Proklamasi, dan tim Prabowo di rumah mendiang Soemitro. Sementara hasil pemilihan yang berselisih kecil, bisa jadi akan menimbulkan potensi konflik di masyarakat.
Dalam kampanye, masing-masing pihak berupaya menarik perasaan ummat Islam. Semuanya mengklaim demi Islam dan kaum muslimin. Menurut Yahya Abdurrahman, “yang justru ada pertarungan kedua kubu yang sama-sama tidak mendasari pada Islam.” Lanjutnya, ummat Islam hanya seperti pendorong mobil mogok saja. Artinya ummat Islam nanti ditinggalkan ketika pilpres usai.
Apalagi menurutnya kembali, banyak janji-janji “angin surga” yang diobral. Ummat diombang-ambing oleh kepentingan sesaat. Kedua capres sejak dari awal tak pernah berniat membuat langkah besar yang berbeda dengan apa yang sudah berjalan sebelumnya. Bahkan suasana sistem kapitalisme akan lebih kental.
Orang dan Sistem
Menurut Yahya abdurrahman akar masalahnya terletak pada sistem yang diterapkan. Sementara rezim korup dan bobrok memang masalah, tapi bukan satu-satunya masalah. Maka yang harus diselesaikan adalah sistemnya, sebab sistem yang rusak akan memproduksi kerusakan.
“Tak cukup hanya orang baik, tapi harus ada sistem yang baik. Bukan mengantarkan orang islam ke kekuasaan tapi juga mengantarkan islam ke kekuasaan,” tegasnya. []MI Jabar