HTI Press, Mojokerto. Sekitar 200 kiyai dan ustadz sekota dan kabupaten Mojokerto menolak keberadaan pabrik bir PT Multi Bintang Indonesia (MBI). “Meski kandungan alkoholnya di bawah lima persen, bir tetap haram sehingga keberadaan pabriknya pun harus dilarang,” ungkap Ketua HTI Mojokerto Heru Ivan dalam Mudzakaroh Ulama, Ahad (20/7) di Aula Pondok Pesantren Riyadul Jannah, Pacet, Kab Mojokerto, Jawa Timur.
Ia pun mengutip sabda Nabi Muhammad SAW sebagai pijakan argumennya. “Apa saja yang banyaknya memabukkan maka sedikitnya adalah haram!” tegasnya membacakan hadits riwayat Abu Dawud, an-Nasai, at-Tirmidzi, Ibn Majah dan Ahmad.
Disebutkan juga oleh Heru Ivan bahwa keuntungan materi terhadap pendapatan daerah (PAD) tidak sebanding dengan kerusakan yang ditimbulkan, sehingga pemerintah kabupaten tidak perlu ragu lagi mencabut izin pendirian pabrik bir terbesar di Indonesia tersebut. Belum lagi ditambah kerugian di akhirat kelak karena Rasulullah secara tegas mengutuk sepuluh pihak yang terlibat dalam masalah khamr ini.
“Rasulullah melaknat sepuluh pihak dalam hal khamr: pemerasnya; yang diperaskan; peminumnya; pembawanya; yang dibawakan; penuangnya; penjualnya; pemakan harganya; pembelinya; dan yang dibelikan!” ungkapnya mengutip hadits riwayat at-Tirmidzi.
Para ulama sepakat untuk terus mendesak Pemda agar segera menutup grup perusahaan bir premium Heineken asal Belanda tersebut. “Pabrik ini harus segera ditutup!” tegas Pengasuh Ponpes Al Islam Puri Mojokerta KH Jailani yang diamini para ulama dengan teriakkan takbir.
Acara ini mendapat sambutan posistif dari Kapolres Mojokerto AKBP Muji Ediyanto.
Seperti diketahui, MBI adalah perusahaan yang memproduksi minuman beralkohol jenis bir sebagai produk utama dengan kadar alkohol di bawah 5 persen. Komisaris perusahaan minuman haram tersebut Cosmas Batubara menyatakan akan memindahkan secara bertahap seluruh produksi yang berada di Tangerang ke Mojokerto.
“Ini adalah wujud komitmen kami untuk mendukung industri pariwisata dalam negeri karena tren permintaan minuman beralkohol dan non alkohol di sana cukup besar. Ke depan, secara bertahap seluruh produksi di Tangerang akan kami alihkan ke sini,” ujar Cosmas Batubara, di Mojokerto, Jumat (17/1/2014) saat peletakan batu pertama yang dihadiri Menteri Perindustrian RI, MS Hidayat; Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) RI, Mahendra Siregar serta Bupati Mojokerto Muhammad Kemal Pasha.[]Nashrullah Hasin/Joy