HAMAS Nyatakan Akan Menang, Israel Ancam Gunakan “Tangan Besi”

Pemimpin HAMAS  pada hari Senin berikrar akan memenangi peperangan di Jalur Gaza, seperti dilaporkan AFP. Ismail Haniya menyampaikan pidato di televisi beberapa jam setelah  Israel mengancam akan menghantam HAMAS dengan “tangan besi” jika serangan roket dari Gaza tidak berhenti.

Israel selalu memberikan opini busuk seolah tindakan terorisnya itu dibenarkan kemudian menyalahkan HAMAS. Serangan Israel ke Gaza dianggap untuk menghentikan roket-roket, sementara ratusan warga termasuk anak-anak menjadi korban. Bangunan-banguan hancur serta Masjid menjadi sasaran kebrutalan Israel itu.

“Kita mendekati kemenangan,” kata Haniya dari tempat yang tidak disebutkan.

“Saya beritahukan pada anda bahwa setelah 17 hari perang yang bodoh ini, Gaza tidak terpatahkan dan Gaza tidak akan jatuh.”

Haniya juga mengatakan “darah anak-anak” yang terbunuh dalam pertikaian itu  akan menjadi “kutukan yang terus menghantui” Presiden AS George W Bush.

Bush selama ini menuding HAMAS sebagai penyebab pertikaian itu. Pada hari Senin, dia mengatakan ingin ada “gencatan senjata yang berkelanjutan” namun tergantung HAMAS untuk menghentikan serangan roket ke Israel.

Setelah Israel dan HAMAS menolak resolusi PBB untuk perdamaian pada pekan lalu, fokus usaha perdamaian adalah pada rencana Mesir yang menghendaki gencatan senjata segera agar bantuan kemanusiaan bisa masuk Gaza. Mesir juga mengusulkan adanya pembicaraan untuk membuka perbatasan  Gaza dan melakukan langkah-langkah pencegahan penyelundupan senjata.

Olmert berterima kasih atas usulan Mesir itu tapi tuntutan-tuntutan utama Israel bukan hal yang bisa dinegosiasikan.

“Operasi militer akan kami hentikan jika dua syarat yang kami minta sudah dipenuhi yaitu berakhirnya serangan roket dan berhentinya persenjataan untuk HAMAS. Jika dua syarat ini dipenuhi, kami akan mengakhiri operasi militer di Gaza,” kata Olmert.

“Kalau tidak, hadapi tangan besi rakyat Israel yang tidak bisa lagi memberi tenggang terhadap Qassam (roket),”  katanya.

Saat Perdana Menteri Israel Ehud Olmert bersikukuh operasi “Meraih Keunggulan” hampir mencapai tujuan, roket-roket makin banyak menghujani Israel.

Jurubicara Israel mengatakan bahwa pada Senin hampir 30 roket diluncurkan dari Gaza namun tidak dilaporkan adanya korban. Militer Israel  mengatakan ada 60 sasaran yang mereka hantam di Gasza pada hari Senin termasuk 20 terowongan penyelundupan di perbatasan Mesir-Gaza dan sembilan tempat peluncuran roket.

Perdana Menteri Palestina, Salam Fayyad, yang kekuasaannya terbatas hanya di Tepi Barat, mengatakan prakarsa Mesir adalah harapan terbaik bagi perdamaian.

“Pihak yang menolak, keberatan, atau lamban menanggapi prakarsa ini akan menanggung tanggung jawab bagi bagi diri sendiri, khususnya kepada rakyat Gaza,” katanya.

Paramedis Palestina mengemukakan korban jiwa bertambah 26 dalam bentrok terbaru sehingga jumlah total yang tewas sejak 17 hari serangan Israel mencapai 918 jiwa, 277 di antaranya anak-anak. Korban luka mencapai 4.100 jiwa.

Pembantaian terus terjadi hingga hari ini. Para penguasa Arab masih disibukkan dengan perdamaian dan perundingan, sementara kebrutalan Israel tidak juga dihentikan. Para penguasa itu tidak juga mengirimkan pasukannya untuk menolong Gaza.

Betapa para penguasa Arab itu telah berkhianat, tidak bersegera menurunkan pasukan mereka dalam membela saudara-saudara mereka di Gaza. Yang terjadi malah sibuk dengan perundingan dan perdamaian dengan Israel serta tergiring pada opini menyalahkan Hamas. (nl/sumber: Antara News, 13/01/09)