Anggota Maktab Ilami DPP Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Farid Wadjdi menyatakan negara hipokrit Amerika menerapkan standar ganda terkait ISIS dan Israel. “Pembantaian ISIS disoal, bagaimana dengan Israel? ISIS dituding merampok, bagaimana dengan Amerika? ISIS disebut bertindak keji, bagaimana dengan Amerika? ISIS memiliki tentara asing bagaimana dengan Israel?” tanyanya retoris kepada mediaumat.com, Sabtu (23/8) melalui email.
Farid menyatakan ketidaksetujuan terhadap ISIS ataupun Islamic State versi ISIS yang memang belum memenuhi syarat-syarat syari’i sebagai khilafah, tidak seharusnya membuat umat Islam terkecoh dan melupakan kekejaman Amerika dan Zionis Israel. Apalagi kemudian menganggap Amerika sebagai pahlawan kemanusiaan karena mengirim pesawat tempurnya memerangi ISIS.
Farid menyatakan, Eropa dan Amerika Serikat adalah pihak yang tampak paling gelisah dengan banyaknya warga Muslim yang datang berperang ke daerah-daerah konflik di Timur Tengah. Tapi bertahun-tahun sebelumnya bahkan hingga sekarang Amerika Serikat dan negara-negara lain seperti Kanada, mendorong para imigrasi Yahudi pergi ke negara pendudukan Israel untuk berjuang di pihaknya dalam melawan kaum Muslim di Palestina.
Bukti terbaru seperti yang dipublikasikan qudsn.ps, Selasa (19/8). Dalam pemberitaan tersebut nampak sejumlah imigran dari Amerika utara yang disambut presiden dan menteri dalam negeri Israel di Bandara. Puluhan pemuda dan pemudi tersebut datang untuk memperkuat pasukan Israel.
Dalam foto-foto yang dipublikasikan Qudsnps, tampak sejumlah orang-orang Yahudi yang melakukan ‘Aliy[an]. ‘Aliy[an] atau Aliyah dalam bahasa Ibrani, berarti ash-Shu’ūd (naik), maksudnya hijrah (berimigrasi) ke tanah Yahudi.
Berbeda dengan muslim Amerika yang berjihad ke luar negeri, mereka akan dicap teroris dan diperlakukan tidak adil oleh FBI. Sementara kalau relawan Amerika berperang di Israel mereka akan selamat bahkan dicap pahlawan!” (mediaumat.com, 25/8/2014)