Disahkannya kemenangan Jokowi sebagai presiden terpilih oleh Mahkamah Konstitusi menurut Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Muhammad Ismail Yusanto tetap tidak akan membawa perubahan ke arah yang lebih baik. “Malah rakyat banyak akan semakin menderita!” tegasnya kepada mediaumat.com, Ahad (24/8).
Ismail menegaskan kemenangan Jokowi tidak lepas dari dukungan sejumlah konglomerat, bahkan juga dukungan dari kekuatan asing. Nanti kepentingan-kepentingan kapitalis globallah yang akan mengemuka. Baik itu dari Cina maupun itu dari Amerika.
“Kita akan melihat itu nanti. Bagaimana dengan Freeport, bagaimana dengan Newmont, apakah kontraknya akan diperpanjang? Kalau iya, berarti Jokowi memang tidak beda dengan presiden-presiden sebelumnya yang memang tunduk kepada kepentingan Amerika,” ungkapnya.
Begitu juga dengan proyek MRT, sejak dia jadi gubernur pun sudah dari Cina. Bahan bakunya juga dari Cina, kontraktornya juga dari Cina, keretanya juga dari Cina. Walhasil nanti kapitalis globallah yang mengeruk keuntungan dari kemenangan Jokowi. Karena sistemnya adalah sistem kapitalis dan pemainnya sekarang justru bertambah dari Cina.
Apalagi Jokowi memenuhi janjinya semasa kampanye untuk mencabut subsidi BBM. Berarti dia tunduk pada tujuh program minyak dunia yang menginginkan pasar Indonesia yang sangat menggiurkan itu.
Menurut Ismail, bila rakyat menginginkan perubahan hakiki berarti haruslah menghentikan sistem politik demokrasi dan meninggalkan sistem ekonomi liberal. Dan sebagai gantinya tiada lain adalah syariah. Syariah itu dilaksanakan oleh sistem khilafah. “Kalau memang kita menginginkan perubahan yang mendasar, tidak bisa tidak memang kita harus ke sana,” tegasnya.
Karena dengan khilafah, pengelolaan sumber daya alam harus tunduk pada ketentuan syariah. Tidak bisa semena-mena penguasa (khalifah) itu menyerahkan penguasaaan sumber daya alam kepada asing. Jadi pintu penguasaan asing tertutup karena mandat dari syariah itu. Jadi pemimpin itu harus tunduk pada syariah.
“Kalau sekarang kan tidak, peraturan bisa diatur bisa dibuat untuk kepentingan asing. Walhasil, dominasi asing dengan mudah bisa dilakukan dengan sistem yang ada sekarang ini,” bebernya.
Menurut Ismail untuk tercapainya cita-cita perubahan ke arah yang lebih baik, umat ormas dan parpol haruslah seiring sejalan dengan yang telah dilakukan Hizbut Tahrir selama ini.
“Kita bersama-sama menyadarkan seluruh komponen rakyat untuk mendukung perjuangan tegaknya kembali syariah dan khilafah. Kita juga sama-sama berusaha meraih dukungan ahlul quwwah, sehingga Allah SWT memberikan pertolongan-Nya dengan tegaknya khilafah,” pungkasnya.(mediaumat.com, 25/8/2014)