Liqa’ Syawal HTI Samarinda, Jubir HTI : “Tanpa Khilafah, Persatuan Umat Islam Menjadi Tidak Efektif”

HTI Press, Samarinda. Ahad 24 Agustus 2014, DPD I HTI Kalimantan Timur menggelar acara Liqa’ Syawal 1435 H yang bertempat di Yayasan Uswatun Hasanah di jalan Abdul Wahab Syahranie Samarinda. Acara Liqa’ Syawal dengan sambutan dari ustadz Ir. Syaifullah Abu Zahro selaku Ketua DPD I HTI Kaltim.

Acara kemudian dilanjutkan dengan sesi sharing yang diawali dengan pengantar oleh Ustadz Ir. HM Ismail Yusanto, MM dengan moderator oleh Ustadz Adi Surya. Pada pengantarnya dihadapan sekitar 350 jama’ah para peserta liqa’ syawal  yang dihadiri oleh para ‘ulama dan tokoh masyarakat serta dihadapan para asatidz dan asatidzah, ustadz Muhammad Ismail Yusanto yang juga merupakan Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia menyatakan bahwa persatuan kaum Muslimin yang selalu didengungkan terkait ukhuwah Islamiyyah terbukti tidak efektif. Terbukti pada sejak bulan Ramadhan hingga sampai sekarang, kaum Muslim dibelahan dunia lain hanya bisa mengelus dada atas apa yang terjadi di Jalur Gaza-Palestina. Dimana sudah dua ribu lebih kaum Muslim disana dibunuh secara sistematis. Padahal jumlah kaum Muslim berdasarkan survey pada sebuah lembaga menyebutkan jumlah kaum Muslim di seluruh dunia mencapai 1,7 milyar lebih. Jumlah tersebut seolah tidak berdaya untuk menghentikan kebiadaban zionis Israel yang hanya berpenduduk sekitar 7,7 juta jiwa. “Tanpa Khilafah, persatuan umat Islam menjadi tidak efektif” tegas beliau.

Di sesi Tanya jawab, mayoritas peserta bertanya tentang sikap HTI terhadap “khilafah” yang dideklarasikan oleh ISIS, isu pembahasan pelarangan ISIS dan HTI yang akan diadakan dalam sebuah acara muktamar oleh sebuah partai politik serta kondisi terakhir di Suriah.

Ustadz Ismail Yusanto menjelaskan terkait masalah ISIS, HTI melihat dari 3 hal, yakni pertama tentang Khilafah yang di deklarasikan, kedua terkait ISIS-nya sendiri dan yang ketiga terkait isu negative akibat dari pemberitaan ISIS dan Khilafah-“nya”.

Terkait Khilafah yang dideklarasikan oleh ISIS, Ustadz Ismail Yusanto menjelaskan bahwa secara resmi HTI telah mengeluarkan sikap sebagaimana penjelasan oleh amir hizbut tahrir syaikh Atha’ Abu Rustha yang terdapa di situs resmi HTI. Bahwa HT menolak Khilafah yang di deklarasikan oleh ISIS karena tidak memenuhi empat syarat sekaligus, dimana ISIS belum secara otonom menguasi wilayah Suriah maupun Irak, karena Suriah masih berada di kekuasaan Bashar al Assad, serta Irak yang masih dikuasai oleh Fuad Masum presiden Irak yang baru menggantikan Nouri al Maliki yang mundur dari jabatan kepresidenannya. Maka secara otomatis pula kata Ismail Yusanto keamanan pun yang merupakan syarat kedua juga tidak terpenuhi, karena kendali keamanannya tidak berada penuh di tangan kaum Muslim. Ditambah lagi dengan syarat ketiga dimana tidak ada kejelasan terkait bagaimana penerapan syariat Islam secara kaffah oleh ISIS terkait sistem ekonomi dan lainnya. Adapun syarat keempat yakni khalifah yang dibaiat harus memenuhi tujuh syurutul in’iqad yakni khalifah yang dibait harus Muslim, Laki-laki, Baligh, Merdeka, Berakal, Adil, dan Mampu, dan dibaiat oleh penduduk sekitar dengan sukarela tanpa paksaan, sedangkan khalifah ISIS hanya dibaiat oleh milisinya saja serta memaksa penduduk sekitar untuk berbaiat kepadanya.

Ustadz Ismail Yusanto juga menyoroti thariqah ISIS dalam menegakan Khilafah yang tidak sesuai dengan thariqah dakwah nabi ketika menegakan daulah Islam di madinah. Dan HT menolak kekerasan yang dilakukan oleh ISIS terhadap kaum Muslim yang tidak sejalan dengan manhaj mereka.

Disamping itu, Ustadz Ismail Yusanto juga menjelaskan bahwa hal paling berbahaya lainnya adalah adanya semacam monsterisasi, stigmatisasi negative, krimininalisasi, serta terorisasi terhadap isu Khilafah serta symbol-simbol kaum Muslim. Bahwa jangan sampai pemberitaan yang negative akan ISIS akan menyeret ide Khilafah yang merupakan bagian dari ajaran Islam juga ditolak oleh masyarakat, serta umat Islam sendiri akan takut terhadap symbol-simbol Islam seperti bendera yang dibawa oleh ISIS yang bertuliskan lafadz tauhid yang juga ada gambar cap cincin nabi di bendera tersebut.

Terkait informasi suriah terkini, Ustadz Ismail Yusanto menjelaskan bahwa Amerika sedang kebingungan. Dimana Amerika setuju agar Bashar Assad tumbang dari kursi kekuasaannya, namun Amerika belum memiliki seseorang yang bisa untuk menggantikan posisi Bashar Assad sebagai boneka penggantinya. Karena tidak mungkin Amerika akan mendukung perjuangan para mujahidin yang menginginkan Khilafah pasca tumbangnya Bashar Assad. Sehingga, kemungkinan perang di Suriah apakah akan segera berakhir atau malah akan semakin lama, beliau menjawab Wallahu a’lam.[] Maktab I’lamiy HTI Samarinda/Adi Victoria

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*