HTI Press, Banua Enam. Tahun ini, Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) di Banua Enam Kalimantan Selatan (Kalsel), kembali menggelar Liqo Syawal, bertemakan “Indonesia Milik Allah, dan Saatnya Khilafah Menggantikan Demokrasi”, di Masjid Al Abrar Islamic Center Tanjung, Minggu (24/8).
Kegiatan ini menghadirkan Ustadz Syamsuddin Ramadhan, salah satu pengurus DPP HTI. Di hadapan ratusan undangan, Ia menjelaskan kewajiban penegakan khilafah, yang sudah menjadi kesepakatan ulama, sehingga tidak ada perbedaan pendapat di dalamnya.
“Bahkan khilafah adalah kewajiban yang lebih utama dari kewajiban lainnya,” katanya.
Kewajiban tersebut dijelaskannya berdasarkan perintah syariah dan ijma para sahabat Nabi SAW.
“Sahabat Nabi itu lebih mengutamakan mengangkat khalifah, dari pada sibuk menguburkan jenazah Nabi. Padahal menurut syar’i, menguburkan jenazah hukumnya lebih utama untuk dipercepat dan didahulukan,” tegasnya.
Hanya saja, dari dulu hingga sekarang, ada fenomena menakut-nakuti penegakan kewajiban khilafah. Yang salah satu contoh terbarunya, adalah gerakan Islamic State Iraq and Syria (ISIS). Meskipun mereka telah mengklaim mendirikan khilafah, namun pada faktanya, usaha mereka tersebut tidaklah memenuhi syarat syar’I, dan bahkan menimbulkan kesan buruk terhadap pemaknaan Khilafah itu sendiri.
Ketua Panitia, Haris mengatakan, kegiatan ini dilaksanakan untuk menjalin kebersamaan HTI dengan ulama dan tokoh masyarakat. “Liqo Syawal ini bertujuan untuk menyatukan langkah umat, menuju perjuangan penegakan khilafah, sebagai pengganti sistem demokrasi,” katanya.
Khusus di Banua Enam, selain dilaksanakan di Masjid Al Abrar Islamic Center Tanjung, HTI juga menggelar Liqo Syawal di Kandangan. “Untuk di Tabalong, diikuti tokoh masyarakat, ulama, intelektual dan aktivis dari tiga kabupaten, yakni Tabalong, Balangan dan Hulu Sungai Utara. Sementara itu, Kandangan juga diikuti dari tiga kabupaten, yakni Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah dan Tapin,” jelasnya.[] Ibnu Wahyudi/MI Banua Enam